Lima Mahasiswa Unair Kembangkan Inovasi Parem Tempel sebagai Alternatif Terapi Osteoarthritis
Editor: Novandryo
Minggu, 24 September 2023 20:18 WIB
SURABAYA,BANGSAONLINE.com - Lima mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) membuat inovasi di bidang kesehatan. Khususnya pengobatan alternatif.
Mereka berhasil membuat karya produk bernama Micro Parem Patch. Alternatif terapi untuk penyakit osteoarthritis.
BACA JUGA:
Terima Dubes Jepang untuk Indonesia, Pj Gubernur Jatim Bahas Pengembangan Kerja Sama
BHP Goes To Campus Ada di Unair
5 Daerah di Jatim Bakal Diisi Calon Tunggal, Pengamat Politik Unair: Erosi Demokrasi Lokal
Calon Tunggal di Pilkada 2024, Pengamat Politik Unair: Tak Berkaitan dengan Krisis Demokrasi
Osteoarthritis termasuk radang sendi. Penyakit ini terjadi akibat kerusakan pada tulang rawan.
Keluhannya bermacam-macam. Seperti sendi yang sakit, terasa kaku atau bahkan bengkak.
Inovasi ini berhasil mengantarkan Talitha Amelia Trixie (S1 Kedokteran 2021), Jihan Aura (D4 Pengobat Tradisional 2022) Amadeo Lemuel (S1 Teknik Industri 2020), Thoriq Hibatullah (S1 Teknologi Radiologi Pencitraan a2019), dan Lalu Aldy Kurnia Aji (S1 Akuakultur 2019) berhasil lolos pendanaan Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kemdikbud-Ristek RI.
Micro Parem Patch menjadi produk yang mendapat pendanaan PKM bidang Rekayasa Eksakta.
Produk itu dikembangkan mereka berlima. Bersama pembimbingnya Edith Frederika Puruhito SKM MSc (MedSci).
Mereka menjadikan parem untuk pengobatan jadi lebih sederhana. Berupa bentuk microneedle patch.
Talitha Amelia mengatakan parem ini masih menggunakan bahan tradisional. Ukurannya lebih sederhana dan simpel.
“Jadi, sebenernya itu parem adalah obat topikal yang berasal dari bahan-bahan tradisional. Nah, inovasi kita adalah membuat parem ini menjadi sediaan lebih sederhana dengan ukuran yang optimal. Namanya adalah microneedle,” kata Talitha.
Microneedle merupakan sebuah teknik pemberian obat secara mekanik dengan panjang berikuran µm.
Strukturnya menyerupai piramid atau kerucut yang tajam pada bagian puncak. Tujuannya agar dapat menembus kulit tanpa menyentuh titik nyeri.
Saat microneedle masuk ke dalam kulit manusia, polimer akan larut dan melepaskan obat yang dienkapsulasi.
“Struktur microneedle berbentuk piramid atau kerucut agar dapat menembus kulit. Namun, jarum dari sediaan microneedle ini hanya menembus sampai epidermis sehingga tidak menimbulkan rasa sakit karena tidak sampai ke saraf nyeri,” terang Talitha.
Simak berita selengkapnya ...