Warga Bawean Geger! Ketua PCNU: Adu Sapi atau Thok-Thok Bukan Tradisi Bawean
Editor: MMA
Kamis, 16 Mei 2024 14:35 WIB
GRESIK, BANGSAONLINE.com - Masyarakat Pulau Bawean Kabupaten Gresik Jawa Timur geger. Ini terkait dengan sikap Dewan Kebudayaan Gresik yang mengklaim bahwa tradisi adu sapi - yang dikenal dengan istilah Thok-Thok - dianggap sebagai bagian dari tradisi Bawean.
Padahal menurut para tokoh adat Bawean, Thok-Thok itu bukan tradisi atau budaya warga Bawean.
BACA JUGA:
Terus Bergerak, Triputro Utomo Giliran Daftar Bacawabup di PKB Gresik
Lestarikan Budaya, Warga Dooro Gresik Gelar Sedekah Bumi
Perumda Giri Tirta Gresik Naikkan Tarif Pemakaian Air untuk Pelanggan Niaga dan Industri
Bupati Gresik Pasang Rambu Larangan Kendaraan Besar Melintas di Jalan Betiring-Prambangan
Kini warga Bawean pun bergolak. Bahkan kini banyak spanduk bertebaran di sudut-sudut jalan strategis di Gresik. Diantaranya di dekat Kantor Pemkab Gresik, DPRD Gresik, Bank BNI Gresik.
Spanduk itu dipasang warga Bawean. Isinya menolak Thok-Thok dianggap sebagai bagian dari tradisi atau budaya Bawean.
Mereka bahkan merasa terhina. Di spanduk itu ditulis: Jangan Hina Budaya Etnis Bawean Dengan Kepentingan Politik Sesaat.
Tak tanggung-tanggung. Bukan hanya para tokoh adat Bawean yang tersinggung dan merasa terhina. Para tokoh agama Bawean juga menolak keras. Secara tegas mereka menolak Thok-Thok dianggap sebagai tradisi Bawean.
"Bukan tradisi Bawean," tegas Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bawean KH Fauzi Rauf kepada BANGSAONLINE, Kamis (16/5/2024) siang ini.
"Semua warga Bawean menolak," kata Kiai Fauzi Rauf lagi.
Menurut dia, memang pada tahun 1990-an Thok-Thok itu mulai ada di kampung-kampung. Tapi yang menggelar Thok-Thok bukan warga Bawean. Melainkan warga pendatang, terutama dari kawasan Tapal Kuda.
Simak berita selengkapnya ...