Pentingnya Mengenali Perubahan Fisik pada Diri Remaja Putri Disabilitas Netra di Masa Pubertas
Editor: Annisa'a Ambarnis
Sabtu, 01 Juni 2024 14:08 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Isu kekerasan berbasis gender sering kali ditemui di lingkungan sekitar kita. Banyak berita-berita yang memberikan informasi seputar kekerasan berbasis gender diantaranya kekerasan fisik, kekerasan verbal (termasuk perkataan yang mendorong kebencian), kekerasan psikologis, kekerasan seksual, dan kekerasan sosial-ekonomi. Tidak sedikit oknum yang seolah-olah tutup mata dan kadang apatis terhadap kekerasan berbasis gender ini. Namun, banyak juga yang mampu “bersuara” menyampaikan kekerasan-kekerasan yang terjadi di lingkungan masyarakat. Tak jarang sering kali melalui media sosial sehingga informasi yang masuk bisa seketika hangat dan viral di tengah netizen di Indonesia. Setelah viral, pemeriksaan dan tindakan yang diambil pihak berwenang lebih cepat bekerja dan terselesaikan.
Perhatian khusus juga hendaknya diberikan kepada kaum disabilitas netra atau tunanetra. Dengan hambatan penglihatan yang dimiliki, menjadikan mereka selalu waspada menghadapi dunia luar. Tunanetra cenderung mengorientasi terlebih dahulu tempat-tempat yang akan lebih sering mereka gunakan untuk beraktivitas dalam keseharian mereka. Selain itu, mereka juga perlu mengenali orang-orang yang ada di sekitar mereka jika sewaktu-waktu membutuhkan bantuan. Namun, terkadang tunanetra diperlakukan tidak baik yang menjadikan mereka ketakutan. Penjagaan fisik pada diri tunanetra dari orang asing sangatlah dibutuhkan khususnya remaja putri.
BACA JUGA:
Cara Membuat Kue Putu Ayu Manis Gurih
Cara Membuat Kue Bolu Pandan Enak dan Praktis
Harga Emas Antam Hari Ini 17 September 2024
Resep Puding Roti Tawar Pisang Lezat dan Praktis
Melalui kegiatan PKRS (Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas) yang dilaksanakan oleh mahasiswa S1 Pendidikan Khusus sejak bulan Maret hingga Bulan Mei 2024 diperoleh sebuah program yang menyangkut bahasan tentang perubahan fisik yang terjadi pada remaja putri tunanetra di masa pubertas. Kegiatan ini dilaksanakan di SLBN A Kota Bandung. Sebelumnya, tim A1 Pajajaran (nama tim PKRS kami) melakukan observasi dan asesmen terlebih dahulu kepada salah satu siswi remaja di SLBN A Kota Bandung ini. Dari hasil wawancara terhadap siswi ditemukan informasi bahwa ia menerima perlakuan yang kurang baik seperti ada yang meraba bagian tangan, pernah dipeluk yang membuat siswi tersebut tidak nyaman. Maka, seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, tim A1 Pajajaran membuat program pembelajaran yang bertujuan untuk mengedukasi dan mengenalkan anak pada perbedaan bentuk fisik yang berubah dari masa anak-anak dengan masa remaja. Bersama tim A1, anak mempelajari perubahan seperti perubahan payudara, pinggul membesar, tumbuhnya rambut di area ketiak dan kemaluan dan juga membahas seputar menstruasi. Media yang digunakan dalam pembelajaran menggunakan patung manekin dan juga boneka berukuran lebih kecil. Boneka berukuran kecil menunjukkan fase anak-anak yang belumpubertas. Sedangkan, Patung manekin dimodifikasi di area tertentu seperti area payudara, area ketiak, dan juga kemaluan untuk menunjukkan dan mengenalkan anak terhadap fase remaja perempuan. Anak meraba media yang ada, kemudian mengaitkan dengan perubahan yang terjadi pada dirinya.
Sumber foto: Bangsaonline.com
Simak berita selengkapnya ...