Kick Off Hari Santri Nasional di Pamekasan, Khofifah Beberkan Peran NU untuk Kemerdekaan Indonesia
Editor: M. Aulia Rahman
Wartawan: Devi Fitri Afriyanti
Minggu, 22 September 2024 22:11 WIB
PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Ketua Umum PP Muslimat NU yang juga Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa, meluncurkan Maskot IPNU IPPNU dan Kick Off Hari Santri Nasional (HSN) di Lapangan Pegantenan, Minggu (22/9/2024).
Dalam kesempatan tersebut, ia menekankan bahwa NU memiliki peran besar dalam mewujudkan, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia. Sehingga, HSN menjadi momentum untuk mengisi kembali semangat untuk terus menjaga dan menjaga persatuan dan keutuhan bangsa.
BACA JUGA:
Pilgub Jatim, Restu Bunda Deklarasi Dukung Khofifah-Emil
Wakil Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Gibran Optimis Khofifah-Emil Menang di Pilgub Jatim 2024
Khofifah Raih Penghargaan di Hari Pertama Kampanye Pilgub Jatim 2024
Khofifah Blusukan ke Pasar Kliwon dan Dialog dengan Nelayan di Lamongan
“Bapak Presiden Jokowi sempat menelepon saya tepat tiga hari sebelum dilantik pada periode pertama. Beliau menyampaikan Hari Santri akan disiapkan Keppres atau Perpres sebagai payung hukum, dan kemudian menanyakan hari santri dimulai pada 1 Muharrom atau tanggal lain,” kata Khofifah.
“Bahwa saya termasuk yang diamanahi untuk menyiapkan payung hukum Hari Santri Nasional. Kemudian saya dengan Pak Pratik yang sekarang Mensesneg saling bertukar email untuk menyiapkan draf yang bisa direkomendasikan pada Bapak Jokowi saat itu sebelum beliau dilantik sebagai presiden di tahun 2014,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan perumusan HSN saat itu juga tidak sesederhana yang bisa dilihat. Akan tetapi ada yang sempat meragukan dan kesulitan untuk mencari bukti catatan sejarah bahwa yang berjuang saat peristiwa tewasnya AWS Mallaby itu adalah dari kalangan santri.
“Ada yang bilang, pada peristiwa itu santrinya hanya 16 orang. Ini menjadi hal penting menurut saya bahwa ternyata banyak yang ingin menghilangkan sejarah peran NU dalam meraih kemerdekaan dan kemudian mempertahankan kemerdekaan. Karena itu, sejarah NU yang berjuang habis-habisan untuk meraih dan mempertahankan kemerdekaan harus dikuatkan dan terus di-remain,” paparnya.
Terutama, lanjut Khofifah, ketika Hadratusy Syekh KH. Hasyim Asy’ari mengomandani kiai dan santri dan mengeluarkan fatwa 'Resolusi Jihad' pada 22 Oktober 1945. Menurut dia, hal itu berisi kewajiban bagi setiap orang atau fardhu ain untuk berjihad mempertahankan Kemerdekaan Indonesia dengan melawan penjajah yang masih berada di Indonesia.