Kasus Tol Joker Seksi II Menggantung Sejak 2013
Rabu, 13 April 2016 13:15 WIB
MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Kemelut pembangunan jalan tol Mojokerto-Jombang (Joker) seksi II sejatinya dimulai sejak 2013 silam. Warga menolak pembangunan jalan bebas hambatan tersebut karena dianggap menimbulkan banyak persoalan.
Diantaranya, keberadaan jembatan overpass yang diprotes warga lantaran mengalihkan jalan lintas desa jadi lalan layang dengan ketinggian 7 meter lebih. Warga yang terhimpun dalam Forum Silahturahmi Lintas Dusun (Forsilad) Desa Blimbing dan sekitarnya menganggap keberadaan jembatan overpass tersebut sangat menyusahkan warga.
BACA JUGA:
Pembangunan Jembatan Sungai Avur Besuk Jombang Ditargetkan Selesai H-7 Lebaran
Efektifkan Transaksi, Tol Jomo Terintegrasi dengan Tol Sumo
Diresmikan Jokowi, Seksi 2 dan 4 Ruas Tol Mojokerto-Jombang Mulai Beroperasi
Pakde Karwo Klaim Tol Fungsional Sukses Urai Kemacetan dan Tekan Angka Kecelakaan
"Jembatan overpass membuat anak-anak sekolah, pedagang kecil, petani yang menggunakan sepeda angin kesulitan melintasinya karena terlalu tinggi," kata ketua Forsilad Diak Eko Purwoto, (13/4) kemarin.
Parahnya lagi, lanjut ia, pembangunam overpass dilakukan sepihak tanpa sosialisasi pada warga. "Dan hal tersebut diperkuat dengan surat pernyataan resmi kades Blimbing yang menyatakan bahwa pihaknya tidak pernah dilibatkan untuk sosialisasi," ungkapnya.
Selain pengalihan jalan lintas, jalan lintas pertanian di dusun Blimbing saat ini juga tertutup jalan tol. Jalan pertanian yang semula bisa dilalui truk untuk mengangkut hasil pertanian kini tidak bisa dilewati sama sekali.
Simak berita selengkapnya ...