Giliran Netizen Ikut Bicara Bobroknya Sistem Dinas Pendidikan Jombang
Editor: Abdurrahman Ubaidah
Sabtu, 30 Juli 2016 10:21 WIB
JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Terungkapnya kasus pengondisian tender LKS (lembar kerja siswa) antara diknas dengan 5 perusahaan penerbit oleh salah satu Guru SD di Jombang membuat heboh media sosial. Netizen pun ramai-ramai mengecam buruknya sistem pendidikan di Jombang. Selain itu, netizen juga mengecam mahalnya dunia pendidikan Jombang beserta sejumlah kecurangan terselubung guna menghindari jeratan hukum.
Sebagaimana diungkapkan salah satu akun facebook Hariyana Adi Sukma. "Katanya sekolah gratis, tapi kenyataannya malah bayar mahal ? Susah kalau dunia pendidikan jadi lahan bisnis," tulisnya.
BACA JUGA:
Cegah Aksi Bullying pada Pelajar, Polsek Mojoagung Gelar Sosialisasi di Sekolah
Hari Ibu, Ratusan Murid PAUD di Jombang Basuh Kaki Ibunda
Peringati Bulan Bahasa dan Panen Raya, SMPN 3 Peterongan Gelar Felis Setelah Vakum Dua Tahun
Belasan Tahun, SD Negeri di Jombang Kekurangan Siswa, Kelas, dan Guru
Akun Bambang Agus Widiantoro menulis: Pelanggaran yang jadi kebiasaan
1. Uang gedung berkedok sumbangan tapi dipaksakan.
Modus: bervariasi. Mulai langsung ditetapkan sekolah atau rapat pura pura wali murid, tapi sebenarnya harga sudah ditetapkan sebelumnya. Kalaupun ada yang keberatan biasanya ada pihak yang mengkonfrontasi menyudutkan.
2. Mark up harga seragam (kain bahan seragam).
Modus: Bahan kain kualitas jelek diberikan dengan harga kualitas bagus (bukti: sudah pernah cek harga sendiri). Kemudian disuruh cari penjahit sendiri (otomatis biaya tambah). Bila model dianggap tidak cocok dengan kebijakan sekolah disuruh merubah atau buat seragam lagi (biaya lagi).
3. Mark up harga buku dan LKS.
Simak berita selengkapnya ...