UPT Pande Besi Klurak Sidoarjo Tak Diminati Pengrajin, Nyaris Gulung Tikar
Editor: choirul
Wartawan: faratiti dewi
Kamis, 22 September 2016 09:50 WIB
SIDOARJO, BANGSAONLINE.com – UPT (Unit Pelaksana Teknis) Pande Besi Desa Klurak dalam kondisi sekarat. Ini dikarenakan tiada pemasukan yang bisa diandalkan untuk operasional. Pemasukan sendiri berasal dari para pengrajin atau pande besi, yang berkonsultasi di UPT. Demikian pengakuan Lahuri (56), penanggung jawab UPT ini.
Jauhari mengaku blak-blakan, keberadaan UPT ini lebih banyak minus daripada plus, dalam hal ‘pendapatan’. “Listrik sering telat bayar 3 bulan, bahkan listrik UPT sampai mau disegel. Saya bilang kepada teman-teman PLN, gedung ini sama-sama punya negara, tapi mereka tidak mau tahu. Mereka hanya bilang, kalau tak ingin disegel, ya harus bayar. Padahal kalau listrik disegel, saya semakin tidak mampu membayar. Terakhir ada pemasukan lebih di tahun 2013. Di tahun 2015 pemasukan sangat turun, sehingga belum bisa membayar PBB selama 2 tahun,” keluh Lahuri (56).
BACA JUGA:
Mimik Idayana dan Sodik Monata Kulineran di Sentra UMKM Alas Kuto Sidoarjo
Penasihat Hukum Terdakwa Kasus Pemotongan Insentif ASN BPPD Sidoarjo Minta Majelis Hakim Vonis Bebas
Jalani Sidang Perdana, Begini Dakwaan Jaksa KPK ke Bupati Sidoarjo Nonaktif
Warga Wonocolo Sidoarjo Digegerkan Penemuan Bayi Laki-laki dalam Rumah Kosong
Dari pengamatan, UPT ini terlihat seperti bangunan tua, bangunan lama dengan keadaan alat-alatnya yang kebanyakan rusak.
UPT ini memiliki 1 orang penanggung jawab dan 2orang pegawai yang digaji UPT.
“Dulu namanya UPT Logam, tapi karena ada yang sama dengan perusahaan lain, akhirnya diganti UPT Pande Besi. Di sini masih dalam Pembinaan Yayasan Tropodo. UPT ini berdiri di Desa Klurak, untuk membangun Desa Klurak dan Kecamatan Waru sini.Mau dikembangkan bagaimana, mengingat di sini pemukiman, bukan untuk industri. Mau dihidupkan, tapi tidak bisa,” kata dia.
Lahuri mengaku, dia bertugas menjaga aset pemerintah. “Di sini saya hanya menjaga aset dari pemerintah, membayar listrik dan menghidupi 2 anak buah saya. Dulu ada 6 pegawai, tapi tidak kuat membayar, jadinya cukup 2 saja. Saya itu kadang bingung, bagaimana bisa dapat uang untuk membayar pegawai saya. Maunya saya, ya saya tutup. Tapi yang dua ini dikemanakan? Mereka mengaku sudah cocok di sini. Jadi, bayaran pegawai itu seadanya. Kalau dibuat laporan, saya bingung karena minus 2 bulan,” jlentreh dia.
Simak berita selengkapnya ...