Puluhan Wanita Gelar Aksi Merajut di Alun-alun Pacitan
Editor: Rizki Daniarto
Wartawan: Yuniardi Sutondo
Rabu, 14 Juni 2017 00:59 WIB
PACITAN, BANGSAONLINE.com - Suasana memperingati Hari Merajut Sedunia yang jatuh pada tanggal 8 Juni lalu masih begitu terasa. Hal ini terjadi ketika Komunitas Rajut Pacitan (KRP) mengadakan World Wide Knit In Public (WWKIP) atau merajut bersama di tempat umum.
Tangan-tangan mereka yang terampil membentuk pola sesuai keinginan dengan berbagai hasil karya. Seperti boneka, sarung tangan anak, tempat tisu, dan bros. Kendati duduk di pinggir jalan di bawah teriknya sang surya, tidak mengurangi semangat sekitar 40-an kaum hawa untuk mengekspresikan kemampuannya dalam merajut.
BACA JUGA:
Info BMKG: Selasa Dini Hari ini, Trenggalek Diguncang Gempa Magnitudo 5,4
Istri Kades di Pacitan Ngaku Dijambret dan Kehilangan Uang Rp14 Juta, Ternyata...
Haduh! Sapi Milik Warga Pacitan ‘Nyangkut’ di Atap Rumah
Dalam Sehari, 2 Warga Pacitan Gantung Diri
Wiken Astuti, salah satu Koordiator Komunitas Rajut Pacitan (KRP) mengungkapkan, Hari Merajut Sedunia sudah tahun ketujuh diperingati di seluruh dunia. Seni rajut menjadi warisan dunia dan digemari oleh masyarakat internasional. Keterampilan itu ternyata juga sudah dilakukan oleh orang-orang di berbagai negara di belahan bumi.
"Budaya merajut juga sudah dilakukan orang Eropa sedari dulu. Mereka merajut membuat syal dan pakaian hangat karena memang di sana dijumpai musim dingin," katanya, Selasa ( 13/6) .
Seni merajut ada dua macam, yakni merajut dengan satu jarum (croshet) dan merajut dengan dua jarum (knitting). Rajutan satu jarum biasanya dilakukan penduduk negara-negara dengan iklim tropis. Sementara kalau yang dua jarum dengan hasil rajutan lebih padat dan rongganya kecil dilakukan oleh negara-negara empat musim.