Pasek Minta Dipecat, Syarief Bantah Instruksi SBY All Out, Ditafsir Walk Out
Senin, 29 September 2014 17:25 WIB
Sebelumnya, politisi Partai Demokrat Sutan Bhatoegana
membeberkan konflik di internal partainya terkait keputusan walk out saat pengesahan
Undang-undang Pemilihan Kepala Daerah, Jumat pekan lalu. Atas kejadian itu,
menurut Sutan, Susilo Bambang Yudhoyono sangat kecewa.
"Telah diinstruksikan untuk diperjuangkan all
out, tapi pimpinan fraksi (Nurhayati Ali Assegaf) malah menyuruh walk out," ujar Sutan melalui
pesan singkat, Senin 29 September 2014.
"DPP Partai Demokrat akan segera mengusut hal ini
setelah SBY kembali di tanah air," ungkap dia.
Anggota Komisi VII DPR itu meminta agar internal partai tidak mengkambing
hitamkan partai lain dengan kejadian ini. Keputusan walk
out di akhir periode kepemimpinan SBY, kata dia, telah menyakiti
hati rakyat.
"Kita tidak usah cari lagi siapa yang akan dijadikan kambing hitamnya,
karena instruksi Ketua Umum diabaikan anak buahnya sendiri. Jadi Partai
Demokrat tidak bisa menyalahkan partai lain lagi, ini masalah internal yang
tidak solid," jelas dia.
SBY sebelumnya menyatakan kekecewaannya dalam jumpa pers yang dilakukan di
Hotel Willard Intercontinental, Washington DC, Kamis 25 September 2014 pukul
09.00 waktu setempat atau Jumat, 26 September 2014 pukul 08.00 WIB.
Dikutip dari akun Twitter VOA Indonesia, SBY kecewa dengan proses voting dan
hasil keputusan sidang semalam.
"Saya kecewa dengan hasil dan proses politik di DPR, tetapi saya tetap
menghormatinya," ujar SBY.
Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Syarief Hasan, menyampaikan
alasan fraksinya melakukan aksi walk out. Kata Syarief, Fraksi Demokrat tidak
mendapat dukungan saat berada di lobi fraksi.
"Sebenarnya, semalam itu kami dalam posisi sangat sulit karena untuk
menggolkan sepuluh poin saat perbaikan UU pemilih langsung di lobi fraksi tak
didukung," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Jumat 26 September 2014.
Sementara Ketua Fraksi Partai
Demokrat Nurhayati tak mau disalahkan. Ia mengatakan, jika para pendukung
Pilkada Langsung benar-benar sepaham dengan opsi Demokrat, seperti yang mereka
klaim selama ini, sikap keluar dari ruang sidang bisa menguntungkan posisi
politik mereka.
"Saya tanyakan, kalau misalnya ada fraksi lain yang memang benar-benar
mendukung pilkada langsung dengan 10 perbaikan, kenapa tidak ikut walk out bersama
kami, mengapa?" katanya di kantor DPP Demokrat, Jalan Kramat VII, Jakarta,
Senin (29/9).
Menurut Nurhayati, jika fraksi-fraksi partai lain pendukung pilkada langsung
mengikuti Demokrat maka sidang paripurna tidak memenuhi kuorum untuk
dilanjutkan.
Maka itu, dia tegaskan, tidak pantas bila Demokrat disalahkan akibat lolosnya
mekanisme Pilkada tidak langsung atau lewat DPRD.
"Kalau mereka ikut walk out bersama kami, itu pilkada via DPRD
tidak akan kuorum dan tidak akan terjadi. Kenapa sekarang Demokrat yang tidak
ikut memilih disalahkan," tanyanya.
"Masyarakat harus tahu yang sebenarnya, apa yang terjadi. Kalau ada fraksi
yang setuju penuh dengan syarat Demokrat kenapa tidak ikut walk out
bersama kami? Seperti yang sebelumnya, kalau memang tidak setuju, walk out
bersama-sama kami kalau memang menyetujui opsi kami," tambah dia.
sumber : Rmol.com/merdeka.com/detik.com