Pasca Longsor, Tebing Kaligandong Bojonegoro Belum Tersentuh
Editor: Revol
Wartawan: Eky Nurhadi
Senin, 02 Maret 2015 16:13 WIB
BOJONEGORO (BangsaOnline) – Longsornya bantaran Kaligandong di Dusun Korgan, Desa/Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro, sejak awal tahun 2014 lalu hingga kini belum ditangani oleh dinas terkait, seolah-olah pemerintah tutup mata soal bencana ini. Longsornya tebing anak sungai Bengawan Solo itu saat ini semakin parah dan mengancam puluhan rumah warga.
Bantaran sungai yang longsor bertambah panjang menjadi 400 meter dari sebelumnya hanya 100 meter. Lebar longsoran juga bertambah dari sebelumnya 20 meter menjadi 50 meter. Sedangkan kedalaman longsoran sekitar 20 meter.
BACA JUGA:
BPK RI Data Warga Penerima Bantuan Rumah di Desa Selopuro Nganjuk
Demi Keselamatan Bersama, Warga di Dusun Kajar Kediri Diimbau Tinggalkan Rumah saat Hujan
Dinsos Kabupaten Kediri Gelar Simulasi Penanganan Korban Bencana Tanah Longsor
Tinjau Lokasi Terdampak Bencana, Kepala BPBD Jember Ingatkan Masyarakat untuk Tetap Waspada
Bantaran Kaligandong yang longsor itu kini menyerupai danau kecil. Tebing yang longsor ikut menyeret ratusan pohon bambu yang semula berada di tepi sungai. Selain itu, puluhan pohon mangga dan pohon pisang juga tercebur ke dasar sungai.
Tak hanya pepohonan, kamar mandi berdinding tembok berukuran 3 meter x 3 meter milik Marem, 67, warga setempat, juga ikut tergerus longsor dan masuk ke sungai. Saat ini, air Kaligandong berwarna kuning kecokelatan bercampur lumpur tampak mengalir deras membawa ranting-ranting kecil.
Tebing yang longsor kini hanya berjarak 2-3 meter dari rumah Mbah Marem. Rumah berdinding kayu jati itu hanya ditinggali oleh Marem. Sebelumnya rumah Mbah Dono yang berdinding sasak bambu dan kayu yang berada di dekat tebing Kaligandong yang longsor telah lebih dulu dibongkar.
“Sebetulnya saya sudah sangat khawatir. Takut kalau sewaktu-waktu tebing yang longsor ikut menyeret rumah ini. Makanya saya ingin cepat membongkar rumah dan segera pindah. Tetapi, mau bagaimana lagi belum ada biaya untuk membongkar rumah,” ujar Mbah Marem dengan nada sedih, Senin (2/3/2015).
Nenek barambut putih itu menuturkan, beberapa kali petugas dari desa, kecamatan, dan Polsek Purwosari datang dan mengecek kondisi longsor bantaran Kaligandong ini. Namun, kata dia, mereka hanya mengecek dan mengumbar janji akan membantu memperbaiki tebing yang longsor atau memindah rumah.
“Tapi sampai sekarang mereka cuma janji saja. Sudah dua tahun ini longsor terjadi tetapi belum ada tindakan apa-apa,” ujarnya.
Simak berita selengkapnya ...