'Koruptor ' Diarak Keliling Tugu Pahlawan
Editor: Revol
Wartawan: Yuli Iksanti
Sabtu, 21 Maret 2015 12:49 WIB
SURABAYA (BangsaOnline) - Tiga ogoh-ogoh diarak berkeliling di kompleks Tugu Pahlawan, Jumat (20/3) sebagai bagian dari gelaran Tawur Agung Kesanga. Ogoh-ogoh yang diarak tersebut merupakan simbol penyucian diri bagi umat Hindu dari roh-roh jahat sebelum melakukan ritual Nyepi Tahun baru Saka 1937.
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Kota Surabaya dan tokoh-tokoh umat Hindu se-Jawa Timur, hadir dalam kegiatan yang mengusung tema “Penyucian Diri dan Alam Semesta Kita Menuju Peningkatan Kualitas Kerja”.
BACA JUGA:
Dharma Santi Nyepi 1946 Saka, Bupati Kediri Fasilitasi Kebutuhan Umat Hindu
Toleransi Hari Raya Nyepi, Warga Blitar Tak Gunakan Pengeras Suara saat Salat Tarawih
Meriahnya Pawai Ogoh-Ogoh Jelang Nyepi di Blitar
Sambut Hari Raya Nyepi, Warga Desa Laban Gresik Gelar Pawai Ogoh-Ogoh
Dalam sambutannya, Walikota Tri Rismaharini mengucapkan selamat kepada segenap umat Hindu yang merayakan Hari Suci Nyepi tahun baru Saka 1937. Menurut walikota, perayaan Nyepi menjadi momentum bagi warga Kota Surabaya untuk semakin mempererat kebersamaan tanpa harus terkotak-kotak oleh perbedaan keyakinan, perbedaan etnis ataupun warna kulit dan juga perbedaan-perbedaan lainnya. Sebab, Surabaya memang merupakan “rumah keberagaman” karena ditinggali warga dengan berbagai etnis hingga keyakinan.
“Kita semua adalah bagian dari warga Surabaya. Mari kita pererat kebersamaan. Kita tidak boleh membeda-bedakan sesama manusia karena Tuhan menciptakan kita tidak mungkin sama. Atas nama warga Surabaya, saya mengucapkan selamat merayakan Hari Nyepi Tahun Baru Saka 1937 kepada umat Hindu di Surabaya,” tegas Walikota Tri Rismaharini.
Walikota perempuan pertama dalam sejarah pemerintahan Kota Surabaya ini mengingatkan bahwa tahun 2015 merupakan tahun kebangkitan. Maknanya, bahwa warga Surabaya harus bangkit dalam menyambut datangnya era baru Masyarakat Ekonomi Eropa (MEA). Karenanya, walikota mengajak para pemuka agama untuk ikut bergandengan tangan dalam menyiapkan generasi muda yang berkualitas.
“Jangan sampai masa depan anak-anak kita hancur karena efek buruk kemajuan teknologi. Kita harus mampu menjadi tuan dan nyonya di kota sendiri. Kita harus maju bersama dan bisa sejajar dengan bangsa-bangsa lain,” imbuh walikota.
Simak berita selengkapnya ...