JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Menteri BUMN Erick Thohir mendapat sorotan tajam pasca Menkeu Sri Mulyani mengumumkan kerugian Pertamina dan PLN dalam rapat kerja (raker) dengan Banggar DPR RI, Kamis (19/5/2022) lalu. Menurut Sri, defisit kas Pertamina pada 2022 diestimasikan mencapai 12,98 miliar dolar AS (Rp 191,2 triliun), karena imbas kenaikan harga minyak dunia.
PLN juga mengalami defisit Rp 71,1 triliun. Kerugian ini imbas dari belum naiknya tarif listrik di tengah lonjakan harga komoditas batu bara.
BACA JUGA:
- Khofifah Ajak Rajut Kembali Persaudaraan Pascaputusan MK soal Pilpres 2024
- Ramaikan Mudik Asyik Bersama BUMN 2024, SIER Berangkatkan Pemudik Berbagai Tujuan
- Mudik Asyik Bersama BUMN 2024, Petrokimia Gresik Berangkatkan 200 Pemudik Keempat Tujuan
- Megawati Jawab Tantangan Kuasa Hukum 02, Siap Jadi Saksi di MK
Jika ditotal, berarti Pertamina dan PLN defisit Rp 262,3 triliun.
Anggota DPR RI, Mulyanto, minta Erick Thohir fokus untuk membenahi Pertamina dan PLN.
"Menteri BUMN harus fokus pada isu-isu strategis BUMN, jangan gagal fokus dan lupa tugas dan fungsi. Yang saya amati Menteri BUMN ini gagal fokus. Sering mengangkat isu-isu kecil remeh-temeh seperti soal toilet SPBU, pawang hujan, dan lain-lain ketimbang mendalami isu besar strategis seperti soal kebakaran kilang Pertamina, lifting migas dan lain-lain," tegas Mulyanto kepada wartawan, Selasa (24/5/29022).
(Mulyanto. foto: antara/suara.com)
Dikutip suara.com, Mulyanto menegaskan bahwa pekerjaan menteri tidak bisa disambi karena Menteri BUMN mengelola anggaran konsolidasi ribuan triliun sebesar APBN RI.
"Apalagi selain sibuk untuk menangkis tudingan publik, karena ikut bisnis PCR, dll, kini Menteri BUMN ini sudah siap-siap kampanye capres," katanya.
Mulyanto minta Erick langsung memimpin upaya penyehatan kedua BUMN energi ini sambil tetap secara sigap menjalankan tugas pelayanan publik (PSO) bagi ketahanan energi nasional.
"Sebagai menteri yang bertanggung jawab terhadap segala hal terkait BUMN, Erick orang pertama yang akan dimintai pertanggungjawaban kalau ada apa-apa dengan Pertamina dan PLN," tegasnya.