Ganti Istilah Dredeg Suro, Wali Kota Madiun Gelar Rakor Forkopimda dan Lintas Sektoral

Ganti Istilah Dredeg Suro, Wali Kota Madiun Gelar Rakor Forkopimda dan Lintas Sektoral Wali Kota Madiun, Maidi, didampingi Bupati Madiun, Ahmad Dawami, bersama Karo ops Polda Jatim dan Danrem 081/DSJ, saat memimpin jalannya rapat koordinasi.

KOTA MADIUN, BANGSAONLINE.com - Istilah Dredeg (hati berdebar-debar) Suro bakal diganti. Oleh karena itu, Wali Kota , Maidi, merasa perlu mengadakan Rapat Koordinasi (Rakor) bersama jajaran dengan forkopimda dan lintas sektoral serta pimpinan di wilayah sekitarnya dalam rangka pengamanan peringatan 1 Muharam ini, Selasa (26/7/2022)

"Demi terwujudnya kondusivitas Kamtibmas di Jatim dan tidak terulangnya kembali peristiwa yang pernah terjadi perlu adanya Rakor. Sehingga, tercipta komitmen dari semua pihak," kata Karo ops Polda Jatim, Kombes Abdul Gofur, membacakan sambutan dari Kapolda Jatim.

Hal ini langsung ditanggapi Maidi dan mengatakan bahwa Dredeg Suro bisa menjadi Bahagia Suro. Menurut dia, Bulan Suro yang identik dengan masa prihatin tersebut diharapkan tidak ada kegiatan yang membuat orang waswas.

"Untuk Suro ini kan masa prihatin, sehingga tidak ada kegiatan yang sifatnya men-dredeg-kan kita. Tapi kegiatan yang menarik akan kita upayakan pada Bulan Suro ini, sehingga masyarakat merasa seneng dan aman. Maka Dredeg Suro hilang Bahagia Suro datang," ucap Wali Kota .

Ia menyebut, para peserta dari perguruan pencak silat yang akan masuk ke Kota saat peringatan Bulan Suro dilarang mengadakan konvoi menggunakan roda dua, serta mengenakan atribut dari perguruan pencak silat.

Sementara itu, Ketua Umum Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), Moerdjoko, telah menegaskan pihaknya melarang anggota menggunakan kendaran roda dua dan pemakaian atribut perguruan di sepanjang perjalanan menuju pedepokan ketika Bulan Suro serta peringatan 1 abad nanti.

"Kita telah sampaikan larangan menggunakan roda dua berkonvoi dan penggunaan atribut hanya dilokasi bukan di tempat umum. Sedangkan untuk tradisi nyekar sementara kita tiadakan dulu hingga waktu yang ditentukan," kata Moerdjoko.

Bulan Muharam dalam Islam atau Bulan Suro dalam Jawa adalah sebagai pergantian tahun dan sangat berarti bagi masyarakat Jawa pada umumnya. Pada awal bulan tersebut banyak prosesi ritual yang dilakukan oleh masyarakat, salah satunya adalah pengesahan sebagai pendekar atau menjadi keluarga besar dari beberapa pengurusan pencak silat yang berasal dari secara khusus.

Bulan Suro bila di Ponorogo dikenal dengan Grebeg Suro, namun di sering diplesetkan dengan Dredeg (hati berdebar-debar) Suro. Sebab, warga selalu was-was bila terjadi pertikaian seperti dulu saat Bulan Suro. (adv/dro/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Melanggar PPKM Darurat, Warung/Resto di Kota Madiun Bisa Ditutup Selama 3 Hari':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO