Bedah Buku di Pascasarjana Unair, Prof Badri Sebut Kiai Asep Miliki Modal Psikologis HERO Luthans

Bedah Buku di Pascasarjana Unair, Prof Badri Sebut Kiai Asep Miliki Modal Psikologis HERO Luthans DARI KANAN: Prof Dr Suparto Wijoyo, M Mas'ud Adnan, Prof Badri Munir Sukoco, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, Baddrut Tamam dan Munif At-Tamimi dalam acara bedah buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan yang diselenggarakan Sekolah Pascasarjana Unair di Ruang Majapahit ASEEC Tower Kampus B Unair Surabaya, Jumat (30/9/2022). Foto: bangsaonline.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan yang memaparkan kiprah dan perjuangan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA kembali dibedah. Kali ini buku karya M Mas’ud Adnan itu dibedah di Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga () Surabaya.

Acara yang digelar di Ruang Majapahit Lantai 5 Gedung ASEEC Tower Kampus B Universitas Airlangga itu menghadirkan langsung Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA dan penulis buku tersebut, M Mas’ud Adnan.

Dalam bedah buku yang dimoderatori Prof Dr Suparto Wijoyo, host Airlangga Forum itu, , Direktur Sekolah Pascasarjana menjadi nara sumber sekaligus memberikan sambutan. Selain Prof Badri Munir, Baddrut Tamam dan mahasiswa S3 Munif At-Tamimi juga menjadi nara sumber.

Yang menarik, Profesor Badri Munir Sukoco menegaskan bahwa Profesor Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, adalah seorang ulama yang memiliki modal psikologis HERO seperti teori , guru besar manajemen Amerika Serikat (AS).  Luthans dikenal memiliki spesialisasi perilaku organisasi.

( Baddrut Tamam dan serius menyimak pemaparan Kiai Asep Saifuddin Chalim. Foto: bangsaonline.com)

“Yang saya catat ada karakter kedisiplinan. Di beberapa kesempatan saya selalu sampaikan sebuah negara akan maju manakala penduduknya atau SDM-nya disiplin. Beliau ini sangat disiplin. Kedisiplinan ini yang patut diteladani, ” kata di depan peserta bedah buku yang terdiri dari para guru besar, dosen dan mahasiswa S1, S2 dan S3 , Jumat (30/9/2022).

HERO dalam teori Luthans adalah Hope (harapan), Efficacy (kemanjuran), Resilient (tahan banting) dan Optimist (Optimisme). Teori HERO itu dilontarkan Luthans, guru besar emeritus Nesrabka Lincoln AS, mengacu pada negara-negara yang mampu melahirkan kelas menengah seperti Singapura dan negara lain.

Menurut Prof Badri, Kiai Asep sangat disiplin. Setiap pukul 3 pagi atau dini hari Kiai Asep sudah harus berada di pesantrennya di Pacet. 

Kiai Asep juga selalu percaya diri dan penuh optimisme. Ia memberi contoh saat Kiai Asep makan intip (kerak nasi) karena tak punya uang untuk beli nasi. Tapi Kiai Asep tetap penuh percaya diri dan optimistik.

Prof Badri menyimpulkan Kiai Asep memiliki karakter HERO setelah baca buku setebal 424 halaman itu. Ia mengaku baca buku itu dua kali. 

“Dulu sudah baca, dua bulan kemudian, hari ini saya baca lagi,” katanya.

Menurut dia, banyak sekali inspirasi dan motivasi dari buku itu. Ia bahkan mengaku baru tersadarkan bahwa salat lima waktu tiap hari dan sepanjang masa adalah pendidikan karakter agar kita jadi SDM yang disiplin.

“Terimakasih Pak Yai inspirasinya,” kata Prof Badri.

(Para peserta buku Kiai Miliarder Tapi Dermwaan sangat antusias. Foto: bangsaonline.com)

Senada dengan Prof Badri, Munif At-Tamimi mengatakan bahwa kehidupan Kiai Asep yang penuh kedermawanan itu seperti kehidupan Rasulullah SAW. Menurut dia, Rasulullah selalu memberi makan Ahlus Suffah yang tinggal di Masjid Madinah.

“Makan dikasih Rasulllah, uang dikasih Rasulullah, kebutuhannya semua dipenuhi Rasulullah,” kata alumnus Pondok Modern Gontor Ponorogo yang kini kuliah S3 di itu.

Baddrut Tamam yang datang terlambat langsung mencium tangan Kiai Asep saat duduk di kursi sebelah kiai miliarder itu. Prof Jojo – panggilan akrab Suparto Wijoyo - yang populer sebagai host kocak langsung berkomentar.

“Inilah kalau bupati santri. Langsung cium tangan,” kata Suparto Wijoyo yang produktif menulis di media massa. “Kita ini santri. Kita berharap barakahnya Pak Kiai Asep,” tambahnya. 

Bupati Baruddtamam mengaku punya pengalaman unik saat sowan ke Kiai Asep. “Saya dikasih bisyarah (amplop berisi uang),” katanya.

Ia mengaku kikuk bahkan malu. “Muka saya sudah gak karu-karuan,” katanya.

Menurut dia, seharusnya dia yang menyalami uang kepada Kiai Asep. Tapi ini malah terbalik. Apalagi dirinya seorang bupati.

Ia kemudian mencari sosok Kiai Asep di google dan youtube. Dari situ ia mulai paham siapa Kiai Asep. Ia mengaku kagum. 

Menurut dia, seandainya setiap kabupaten ada kiai seperti Kiai Asep Indonesia cepat maju. “Beliau memang kiai luar biasa,” kata Baddrut yang dalam acara itu banyak menginformasikan tentang inovasi yang dilakukan dalam kepemimpinannya di Pamekasan Madura.

Kiai Asep yang bicara terakhir menceritakan awal mendirikan pondok pesantren di Pacet Mojokerto. Menurut dia, semula santrinya hanya 48 orang.

Tanah yang ditempati tak sampai satu hektar. Dibeli dengan cara menyicil selama dua tahun.

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO