Tafsir Al-Kahfi 86-88: Blusukan Raja Dzu Al-Qarnain

Tafsir Al-Kahfi 86-88: Blusukan Raja Dzu Al-Qarnain Ilustrasi.

Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*

86. Hattaa idzaa balagha maghriba alsysyamsi wajadahaa taghrubu fii ‘aynin hami-atin wawajada ‘indahaa qawman qulnaa yaa dzaa alqarnayni immaa an tu’adzdziba wa-immaa an tattakhidza fiihim husnaan

Hingga ketika telah sampai ke tempat terbenamnya matahari, dia mendapatinya terbenam di dalam mata air panas lagi berlumpur hitam. Di sana dia menemukan suatu kaum (yang tidak mengenal agama). Kami berfirman, “Wahai Zulqarnain, engkau boleh menghukum atau berbuat kebaikan kepada mereka (dengan mengajak mereka beriman).”

87. Qaala ammaa man zhalama fasawfa nu’adzdzibuhu tsumma yuraddu ilaa rabbihi fayu’adzdzibuhu ‘adzaaban nukraan

Dia (Zulqarnain) berkata, “Adapun orang yang berbuat zalim akan kami hukum. Lalu, dia akan dikembalikan kepada Tuhannya. Kemudian, Dia mengazabnya dengan azab yang sangat keras.

88. Wa-ammaa man aamana wa’amila shaalihan falahu jazaa-an alhusnaa wasanaquulu lahu min amrinaa yusraan

Adapun orang yang beriman dan beramal saleh mendapat (pahala) yang terbaik sebagai balasan dan akan kami sampaikan kepadanya perintah kami yang mudah-mudah.”

TAFSIR AKTUAL

Ayat kaji ini hingga ayat nomor 98 berikutnya mengisahkan tiga blusukan raja Dzu al-Qarnain. Pada blusukan pertama, bersama rombongan meninjau rakyat yang ada di belahan paling barat wilayah kekuasaannya, “maghrib al-syams”. Tidak ada keterangan pasti soal nama wilayah itu atau di negara mana sekarang.

Al-Qur’an hanya memberikan sifat-sifat dari daerah itu, yakni “maghrib al-syams” dan “‘ain hami’ah”. Maghrib al-syams yang artinya lokasi matahari terbenam menunjukkan daerah tersebut ada di wilayah paling barat yang perbatasannya ditandai dengan terlihatnya matahari terbenam. Bisa jadi, daerah itu berupa tanah lapang yang sangat luas atau dekat lautan atau pinggir pantai.

Kedua, “fi ‘ain hami’ah”. Daerah bertanah lembab, tapi ada unsur panasnya. Kata “hami’ah” seirama dengan kata “hamiyah”, seperti qiraah “Amir, Hamzah, dan Ali al-Kisa’iy” yang artinya panas.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO