Dosen Unej ini Temukan Pupuk Hayati Sekaligus Pengendali Nematoda Pertama di Indonesia

Dosen Unej ini Temukan Pupuk Hayati Sekaligus Pengendali Nematoda Pertama di Indonesia Dosen Universitas Jember, Iis Nur Aisyah, saat mempresentasikan hasil penelitiannya di ajang Kongres Nematologi Internasional ke-7 di Paris, Prancis.

JEMBER, BANGSAONLINE.com - Dosen Universitas (), Iis Nur Aisyah, melakukan penelitian dan menemukan pupuk hayati sekaligus pengendali nematoda pertama di Indonesia. Rektor , Iwan Taruna, menyambut dengan gembira atas temuan dan inovasi produk yang dapat dihasilkan oleh Iis bersama para peneliti lainnya.

"Salut untuk Bu Iis dan kawan-kawan, semoga akan diikuti para kolega lainnya. Hasil penelitian ini kemudian dihilirisasi agar dapat dirasakan manfaatnya oleh lembaga, peneliti, dan terlebih lagi bagi masyarakat luas. Inovasi Bu Iis dan kawan-kawan ini menjadi hadiah untuk Dies Natalis ke-58 Universitas ," ujarnya saat dikonfirmasi.

Baca Juga: 5 Kendaraan Terlibat Kecelakaan Beruntun di Jember

Temuan Dosen program studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) itu juga terbukti bermanfaat untuk menyuburkan dan meningkatkan produktivitas tanaman. Iis mengaku, produk inovasi ini berawal semenjak di bangku perkuliahan dan ketekunannya dalam meneliti nematoda.

"Penelitian nematoda sudah saya lakukan semenjak tahun 2002 saat menempuh kuliah S3. Kebetulan saat itu ada serangan Globodera rostochiensis atau nematoda sista kentang untuk pertama kalinya pada tanaman kentang di Batu," ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (18/10/2022). 

"Karena pada saat itu belum ada penelitian mengenai nematoda sista kentang, maka promotor saya menganjurkan agar saya melakukan penelitian. Itulah kali pertama saya berkenalan dengan nematoda yang kemudian berlanjut ke penelitian nematoda yang lain," tuturnya menambahkan.

Baca Juga: Wanita di Jember Tewas Terlindas Truk Akibat Jatuh dari Boncengan Motor Ayahnya

Pada saat itu, Iis menempuh jenjang pendidikan S3 di Program Studi Biologi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung. Kemudian di tahun 2010, ia melanjutkan penelitiannya yang berfokus pada nematoda bersama Kementerian Pertanian dan Universitas Padjadjaran. 

Ia mengeksplorasi rhizobakteri dan bakteri endofit, yang memiliki kemampuan menyuburkan tanaman sekaligus mengendalikan nematoda parasit tanaman, hingga berhasil menemukan beberapa isolat bakteri (Bacillus sp. dan Pseudomonas sp) yang memiliki potensi lebih unggul dari lainnya.

Kemudian pada 2020, Iis mendapatkan pendanaan dari Program Riset Inovatif Produktif (RISPRO) LPDP Kementerian Keuangan RI dan dana hibah internal melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas untuk melakukan penelitian.

Baca Juga: Kurang Konsentrasi, Dua Pelajar di Jember Tewas Usai Alami Kecelakaan

Pada proyek pengerjaan ini, ia menggandeng beberapa koleganya yang berasal dari Fakultas Pertanian UNEJ, yakni Sugeng Winarso, Lenny Widjayanthi, dan A. Pandu Pradana. Dari situlah, ia berhasil menemukan dan mematenkan inovasinya yang ia sebut BRE-4 dengan kucuran dana penelitian yang juga disokong oleh Puslit Kopi dan Kakao dan CV Tiga Kreasi Bersama. 

"Alhamdulillah berkat penelitian BRE-4 saya diundang oleh European Society of Nematologists yang menggelar konggres nematologi internasional ke tujuh yang digelar di Paris, Prancis pada tanggal 1 hingga 6 Mei lalu," ucapnya. 

"Dan yang membanggakan lagi, beberapa peneliti tertarik melakukan kolaborasi dengan tim peneliti , di antaranya dari tim peneliti Michigan State University Amerika Serikat. Bahkan peneliti dari Vietnam sudah minta agar BRE-4 diekspor ke negaranya," imbuhnya.

Baca Juga: PKB Jember Buka Pendaftaran Cabup-Cawabup dalam Pilkada 2024

Dengan penemuan ini, Iis tak lupa mengucap syukur kepada Tuhan dan memberikan ungkapan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah memberi support pada penelitiannya. Ia juga berharap agar dengan BRE-4 temuannya ini dapat bermanfaat bagi petani.

"Tentu saja keberhasilan ini semata karena ridlo Allah SWT dan dukungan kolega dosen dan mahasiswa termasuk dukungan lembaga penelitian di berbagai lembaga seperti Puslit Kopi dan Kakao, BALITSA dan BALITRI Kementan dan banyak pihak lainnya. Semoga inovasi kami benar-benar dapat menjadi solusi bagi petani Indonesia agar lebih berdaya dan sejahtera," pungkasnya. (yud/bil/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Nekat Ritual di Laut, 10 Warga Jember Meninggal Tersapu Ombak':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO