DPRD Kabupaten Pasuruan Gelar Khitan Massal, Satu Peserta Kabur Usai Dibius, Ancam Lapor Polisi

DPRD Kabupaten Pasuruan Gelar Khitan Massal, Satu Peserta Kabur Usai Dibius, Ancam Lapor Polisi Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan Sudiono Fauzan (pakai peci) saat ikut membujuk Nawawi agar mau dikhitan.

PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Dalam rangka Hari Jadi ke-1903 Kabupaten Pasuruan, menggelar khitanan massal khusus anak yatim piatu dan kaum dhuafa, Senin (14/11/2022).

Kegiatan khitan massal ini diikuti sebanyak 100 peserta. "Peserta yang banyak dari (Kecamatan) Lekok, kurang lebih 20 orang," jelas Ketua H. M. Sudiono Fauzan.

Baca Juga: AKD DPRD Pasuruan 2024-2029 Resmi Terbentuk, Gerindra Tak Kebagian Kursi

Rencananya, kegiatan itu akan dijadikan agenda rutin tahunan oleh DPRD. Ia berharap tahun depan pesertanya bertambah.

"Kira-kira tahun depan nambah berapa enaknya?" tanya Sudiono kepada hadirin yang datang.

"Tambah tiga ratus," seloroh salah satu warga yang hadir menjawab.

Baca Juga: Pimpinan DPRD Kabupaten Pasuruan Periode 2024-2029 Resmi Dilantik, PKB Kembali Pegang Orang Nomor 1

"Ok kalau tiga ratus. Nanti kalau pesertanya kurang, ditambah bapaknya gak papa," jawab Dion, sapaan ketua DPRD, yang langsung disambut tawa oleh undangan yang hadir.

Sementara Sekwan Moh Ridluwan mengatakan, anggaran khitan massal ini berasal dari APBD tahun 2022.

Selain untuk memperingati Hari Jadi Kabupaten Pasuruan, kegiatan ini juga untuk memperingati Hari Santri Nasional dan Hari Pahlawan.

Baca Juga: Bersama para Petani Milenial, Khofifah Panen Bunga Sedap Malam di Pasuruan

Ada pemandangan unik dalam khitan massal kali ini. Pasalnya, salah satu peserta khitan tiba-tiba kabur sambil teriak-teriak usai diberi obat bius oleh perawat. Ia meminta pulang karena ketakutan.

"Enjek, koh engkok tak gelem, degik lapor aghi dek polisi bik ngkok (saya gak mau pokoknya, nanti tak laporkan polisi)," teriak Nawawi, bocah yang masih duduk di bangku kelas tiga SD tersebut.

Sontak, Sudiono Fauzan yang mengetahui hal itu ikut mengamankan dan memegangi Nawawi. Ia membujuk bocah asal Sumberanyar, Nguling, tersebut agar mau disunat.

Baca Juga: Pemilik Kafe di Ruko Gempol 9 Keluhkan Pungutan Rp80 Ribu per Hari, Minta Pertanggungjawaban

Menurut Tuyana, Ibunda Nawawi, putranya memang tidak pernah suntik. "Makanya takut sama jarum," jelas Tuyana.

Sebelumnya, Tuyana mengaku sudah memberi tahu sang anak, bahwa dia akan dikhitan. Namun begitu naik ke meja eksekusi, Nawawi langsung ketakutan karena melihat di kanan-kirinya ada gunting, jarum, dan alat kelengkapan khitan. (afa/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Penuhi Air Bersih Warga, Pemdes Krandegan Sukseskan Program SPAM dari PUPR':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO