Sementara itu, Sekdaprov Jatim, Adhy Karyono, menyebut EJFH merupakan agenda yang luar biasa, karena dalam penyelenggaraannya, agenda ini memiliki misi untuk menduniakan batik dan tenun khas Jawa Timur. Ia menilai, gelaran ini akan membuat Jatim lebih tersohor dalam dunia fesyen sekaligus pariwisatanya. Sehingga akan memberikan dampak positif bagi masyarakat baik di sisi ekonomi maupun industri fesyennya.
"Agenda ini merupakan agenda tahunan dan juga akan disesuaikan dengan agenda internasional. Jika momennya tepat, maka saya kira Jatim akan menjadi yang pertama untuk pagelaran fesyen dengan ambience Keelokan Gunung Bromo seperti ini," tandasnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur, Hudiyono, melaporkan, EJFH digelar sejak 2019 dan masuk dalam 10 besar KEN. Hudiyono melanjutkan, EFJH 2022 ini diikuti 11 desainer dari 6 asosiasi. Desainer tersebut adalah Denny Wirawan, Lia Afif, Embran Nawawi, Gita Orlin, Arinda Nurma, Isyam Syamsi, Enrico Ho, Imam Mustafa, Novita Rahayu, Rizkyesa Sauqi, dan Ajeng Wibowo.
"Pemprov Jatim didukung Kemenparekraf, Pemkab Pasuruan, Pemkab Probolinggo, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, tokoh masyarakat Bromo, dan pemangku kepentingan terkait lainnya," terang Hudiyono.
Selain pagelaran fesyen di Segara Wedi Gunung Bathok, Bungkah Dingklik dari para desainer dan model ternama, juga dilaksanakan Bincang Wastra dan Pameran Batik di Jiwa Jawa Resort.
Pada kesempatan yang sama, salah satu perwakilan tokoh masyarakat Tengger Supoyo menyampaikan apresiasinya kepada Pemprov Jatim atas digelarnya EJFH 2022. Menurutnya, hal tersebut merupakan langkah nyata Pemerintah untuk membangkitkan ekonomi di kawasan wisata bromo.
"Masyarakat Tengger sangat mendukung acara pameran batik tradisional khas Jatim ini. Semoga acara ini berdampak pada peningkatan kunjungan wisata di Bromo dan peningkatan ekonomi masyarakat sekitar," tutupnya.
Selain melestarikan budaya, gelaran ini juga tak mengesampingkan kebutuhan konservasi di wilayah TNBTS. Para tamu undangan VIP yang hadir turut memberikan sumbangsih pada proses konservasi kawasan TNBTS. Adapun konservasi yang dilakukan adalah dengan menanam Pohon Cemara Gunung di kawasan Gunung Bathok serta Bunga Edelweis di sekitaran Kantor TNBTS. (dev/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News