GRESIK, BANGSAONLINE.com - Bendahara DPC PDIP Gresik, Siti Muafiyah, mengungkapkan bahwa partai berlambang banteng dengan moncong putih menginginkan agar pemilu legislatif (Pileg) 14 Februari 2024 dengan sistem proporsional tertutup.
"Mengapa PDIP memilih tertutup? Karena PDIP menginginkan kaderisasi partai jalan. Bukan calon (caleg) ujuk-ujuk (tiba-tiba) atau instan," ujarnya kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (9/5/2023).
BACA JUGA:
- Kejari Gresik Periksa 8 Orang Buntut Dugaan Penyimpangan Beras CSR Desa Roomo
- Dukung Bumbung Kosong di Pilkada Gresik 2024, Bagus: Saya Ikuti Omongan Bu Mega Malah akan Disanksi
- Beras dari Dana CSR Bau dan Tak Layak, Warga Desa Roomo Gresik Demo Kades
- Belum Disanksi PDIP, Mega Bagus Hadir di Deklarasi Menangkan Bumbung Kosong Pilkada Gresik 2024
Ia menuturkan, PDIP tak menginginkan calon legislatif (caleg) yang tak pernah menjadi pengurus partai, bahkan pindahan (loncat) dari partai politik (parpol) lain, bisa mewakili partai dan rakyat yang memilihnya.
"Jangan sampai ada caleg tidak pernah menjadi pengurus, bahkan pindahan dari partai lain bisa mewakili partai dan rakyat pemilihnya hasil pileg," tuturnya.
Pertimbangan lain PDIP ingin pemilu tertutup agar bisa menempatkan kader yang diinginkan partai. Sebab, banyak stok kader dari berbagai latarbelakang keilmuan.
"Kadang ada kader dari profesional dokter yang dibutuhkan, ekonom handal yang dibutuhkan. Atau ahli hukum atau seorang tokoh agama dan seterusnya. Namun, mereka tak cukup biaya untuk nyaleg. Sehingga, ketika tak terpilih tak bisa mewakili di komisi sesuai bidangnya," ungkap caleg dapil I (Gresik dan Kebomas) ini.
Sementara caleg bukan kader partai, dan tak memiliki SDM hasil pertarungan bebas dalam pileg kemudian terpilih lantaran faktor modal besar, saat duduk di DPR, maupun DPRD tidak faham tugas dan fungsi (tupoksi) kerjanya.
"Sehingga, untuk mengontrol kinerja eksekutif tidak mampu. Beda kalau kader partai. Kan sudah digembleng melalui sekolah partai dan pengkaderan yang matang. Mereka sudah tahu rambu-rambu kerjanya saat menjadi anggota legislatif. Bukan hanya 3D (diam duduk dan duit)," tutupnya. (hud/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News