KOTA PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Bicara tentang penataan tata kota, sejumlah daerah menjadikan Kota Yogyakarta sebagai kiblat. Sebab, Kota Yogyakarta dinilai berhasil menata kawasan Malioboro menjadi pusat pedestrian dan wisata.
Sejumlah kabupaten/kota pun banyak yang mencontoh konsep penataan Jalan Malioboro. Salah satunya Diskominfo Kota Pasuruan yang baru-baru ini melakukan kunjungan kerja ke Diskominfosan Kota Yogyakarta.
BACA JUGA:
- Haul Mbah Slagah Dipadati Jamaah, Wakil Wali Kota Pasuruan: Menambah Keberkahan Bulan Syawal
- PLUT-KUMKM Diresmikan, Gus Ipul Harap Difungsikan Jadi Pengembangan Koperasi dan UMKM
- Ini Pesan Gus Ipul saat Acara Halal Bihalal bersama Jajaran ASN Pemkot Pasuruan
- Gus Ipul Salat Idulfitri 1445 H Bersama Warga Bugul Permai Kota Pasuruan
Kunjungan tersebut dalam rangka sharing terkait penataan Kawasan Alun-Alun Kota Pasuruan yang kini semakin ramai dikunjungi wisatawan pasca adanya Payung Madinah.
Pemerintah Kota Pasuruan berkeinginan menjadikan kawasan alun-alun semakin indah untuk menarik pengunjung dari luar kota yang ingin berwisata religi. Untuk itu, Pemkot Pasuruan gencar melakukan penataan parkir dan PKL.
Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf mengatakan kondisi PKL dan penataan parkir yang karut-marut dapat mengganggu kenyamanan masyarakat yang berkunjung ke alun-alun.
Apalagi, saat ini jumlah PKL yang berjualan di sekitar alun-alun semakin banyak. Berdasarkan catatan Disperindag Kota Pasuruan, jumlah PKL tak sesuai dengan kondisi di lapangan.
"PKL yang terdaftar di catatan kami itu sekian, ternyata setelah dicek ke lapangan melebihi dari yang terdaftar," kata Gus Ipul, sapaan Wali Kota Pasuruan, kepada HARIAN BANGSA saat meninjau kawasan alun-alun beberapa hari lalu.
Selain PKL, masalah yang harus segera diselesaikan oleh Pemkot Pasuruan adalah penataan parkir dan tata tertib lalu lintas. Soal parkir, saat ini penataannya masih semrawut. Sedangkan untuk ketertiban lalu lintas terganggu oleh banyaknya becak motor (bentor) di sekitar alun-alun.
Retribusi parkir di sekitar alun-alun pun sering dikeluhkan pengunjung karena tidak ada papan pengumuman tarif yang jelas. Sebab, satu lokasi parkir dengan lokasi lainnya bisa berbeda tarif. Ada yang Rp3.000, Rp4.000, hingga Rp5.000 untuk kendaraan roda dua.
A'yun, warga Sidoarjo misalnya, mengeluhkan jukir yang beroperasi di sekitar Alun-Alun Kota Pasuruan.
"Saat mau parkir tidak ada yang mengarahkan, giliran mobil mau keluar minta uang tarikan. Gak ikhlas blas aku nguwei tukang parkir iku (Saya tidak ikhlas memberi tukang parkir itu)," cetus A'yun.