Gubernur Khofifah Sebut Keterampilan Enabler Leader Dibutuhkan untuk Jawab Tantangan Global

Gubernur Khofifah Sebut Keterampilan Enabler Leader Dibutuhkan untuk Jawab Tantangan Global Gubernur Khofifah ketika memberi sambutan dalam Pelatihan Revolusi Mental yang berlangsung di BPSDM Jatim.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur mendorong para pejabat tinggi pratama dan pejabat administrasi di lingkungan Pemkot Bontang untuk siap menjadi enable leader (pemimpin pemungkin). Menurut dia, keterampilan tersebut mampu menjadi bekal di masa yang penuh dengan dinamika seperti saat ini.

Ia menegaskan hal itu ketika membuka Aktualisasi Pelatihan Revolusi Mental bagi Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama dan Jabatan Administrasi di lingkungan Pemkot Bontang yang berlangsung di Kantor BPSDM Jatim, Senin (29/5/2023).

"Ini bahasa yang sangat sering saya sampaikan, yaitu jadilah pemimpin pemungkin. Jangan apa-apa bilang nggak mungkin, apa-apa bilang nggak mungkin, yang harus dibangun adalah ana indadhonni 'abdibi, bahwa Allah itu akan memberikan sesuai dengan prasangka hambanya," urai.

Kegiatan ini diikuti oleh 50 orang ASN Pemkot Bontang yang terdiri dari 32 orang yang menjabat pimpinan tinggi (JPT) dan 18 lurah dan camat di lingkungan Pemkot Bontang. Aktualisasi Revolusi Mental dimaknai sebagai upaya penerapan nilai-nilai revolusi mental dalam kehidupan nyata yang dimaksudkan untuk mengubah perilaku pribadi dan kepemimpinan menjadi lebih baik.

Mantan Menteri Sosial itu menjelaskan, menjadi seorang pemimpin pemungkin adalah kecakapan yang dimiliki seorang pemimpin di mana ia mampu memungkinkan hal-hal yang tidak atau belum mungkin untuk menjadi yang ahli, artinya mampu menjadi bagian dari solusi bukan menjadi bagian dari persoalan.

"Jadi pada dasarnya hukum dasarnya adalah possible bukan impossible," ucapnya.

Lebih lanjut, menjelaskan bahwa penting untuk membangun semangat kepada setiap pemimpin bahwa bekal dari enabler leader adalah prasangka baik, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Sebab, ia menyebut bahwa possible thinking telah diajarkan oleh Hadits Qudsi yang diterima Nabi Muhammad langsung dari Allah SWT.

"Kata Allah, Aku akan memberikan apa yang dipersangkakan hambaku, maka jangan berprasangka tidak baik, jangan berprasangka gagal, karena negative thinking seperti ini berarti sudah mendahului ikhtiar," ujarnya.

Ia menuturkan bahwa menjadi seorang pimpinan harus mampu melihat berbagai kemungkinan sekecil apapun untuk menjadi hal yang memungkinkan untuk dimaksimalkan. Caranya, lanjut Gubernur adalah dengan selalu mengedepankan sikap open minded.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO