BANGSAONLINE.com - Kaukus Muda NU Jombang meminta elit struktural PBNU tidak ‘menjebak’ kiai sepuh dengan mengadakan pertemuan untuk mendukung sistem Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA) dalam pemilihan Rais Aam Syuriah PBNU dalam Muktamar ke-33 NU di Jombang, pada 1-5 Agustus mendatang.
"Mereka kan sudah masuk dalam sirkuit kepentingan elit PBNU untuk menerapkan AHWA di Muktamar NU,” kata M. Shodiqin, Koordinator Kaukus Muda NU Jombang, Minggu (14/6/2015).
Baca Juga: Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan
Shodiqin menanggapi pertemuan kiai sepuh di Pondok Pesantren Lirboyo, Kamis (11/6/2015) lalu. KH Anwar Iskandar, juru bicara pertemuan, menyatakan para kiai itu mendukung penerapan sistem AHWA. “Kalau tidak disetujui di pemilihan ketua, minimal syuriah,” ujar Kiai Anwar Iskandar yang populer sebagai politsi PKNU.
Pertemuan forum kiai di Lirboyo dihadiri KH Anwar Manshur, KH Kafabihi Mahrus dan KH Habibuloh Zaini selaku tuan rumah; KH Zainudin Dzazuli dan KH Nurul Huda dari Pesantren Al Falah, Ploso, Kediri; KH Mas Subadar dan KH Idris Hamid dari Pasuruan, KH Miftahul Ahyar dari Surabaya, serta KH Anwar Iskandar dari Pesantren Al Amin, Ngasinan, Kediri.
Yang membuat orang bertanya-tanya, menurut Shodiqin, para kiai itu mengusulkan diantara mereka sendiri sebagai anggota formatur atau AHWA. Diantaranya, KH Anwar Manshur (Lirboyo), KH Mas Subadar (politisi PKNU), KH Miftahul Ahyar (Rais Syuriah PWNU Jatim), dan KH Mustofa Bisri (pejabat Rais Am PBNU), KH Maimun Zubair (tokoh PPP).
Baca Juga: Kembangkan Kewirausahaan di Lingkungan NU, Kementerian BUMN Teken MoU dengan PBNU
"Kita sebagai anak muda di NU yang ta'dzim kepada para kiai tentu saja menangis membaca berita hasil pertemuan di Kediri tersebut," ujarnya.
Ia mengaku sedih ada pihak yang menjauhkan para kiai sepuh itu dengan kehendak para kiai yang kini menjabat Rais Syuriah dan Ketua Tanfidziah NU tingkat cabang dan wilayah se-Indonesia.
Sebab, lanjutnya, mayoritas PWNU dan PCNU telah menyatakan menolak sistem AHWA. "Ini dosa besar, karena telah menjauhkan keputusan kiai sepuh dengan keputusan cabang-cabang dan wilayah yang menolak AHWA beberapa kali pertemuan, dari Munas hingga ke Pra Muktamar,” paparnya.
Baca Juga: Konflik Baru Cak Imin, Istri Said Aqil Mundur dari PKB, Akibat Khianat saat Muktamar NU?
Bukan hanya marah terhadap sutradara di balik pertemuan kiai-kiai sepuh tersebut yang mendukung AHWA, melainkan Aliansi Santri juga sedih karena hingga dengan sadar pertemuan itu merekomendasi nama-nama yang hadir untuk menjadi anggota AHWA.
"Astaghfirullah, kita benar-benar ingin menangis atas permainan sutradara ini. Mengapa kiai sepuh dijadikan alat permainan sejauh itu," tambahnya.
"Bisa dibayangkan kalau ada salah satu cabang atau wilayah yang menjawab poin rekomendasi itu dengan agak berani begini; Kiai, mohon maaf, kami bukan tidak menganggap kiai itu tidak sesuai kriteria sebagai tim AHWA. Tapi dimohon, agar kami sebagai PCNU dan PWNU yang menilai sesuai kriteria atau tidak. Bukan kiai sendiri," sambungnya. (tim)
Baca Juga: Emil Dardak Dukung Muktamar NU ke-35 di Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News