SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Ishomuddin yang memimpin sidang Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama yang digelar PBNU pada Sabtu (14/6) lalu mengaku kaget ketika kini tahu bahwa 27 Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dari 33 PWNU se-Indonesia membuat surat penyataan menolak AHWA. ”Kalau itu benar saya kaget. Kok aneh ya,” kata Kiai Ishomuddin kepada BANGSAONLINE.com lewat telepon, Jumat (19/6/2015).
Sekedar diketahui, dalam sidang munas yang dimpipin Ishomuddin AHWA diklaim telah disepakati oleh peserta munas. Bahkan Kiai Ishomuddin saat itu mengedarkan rilis kepada media bahwa AHWA akan diberlakukan pada muktamar NU ke-33 di Alun-alun Jombang.
Baca Juga: Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan
Semula ia tak percaya ketika BANGSAONLINE.com mengkonfirmasi sikap 27 PWNU yang menolak AHWA itu. ”Ah, tak mungkin. Kan mereka datang ke Munas,” katanya dengan suara tinggi.
Tapi ketika BANGSAONLINE.com menginformasikan bahwa yang datang ke Munas itu banyak diwakili Katib Syuriah, bukan Rais Am ia mulai melunak.
Meski demikian ia tetap tak percaya kalau 27 PWNU menolak AHWA. Tapi ketika dijelaskan bahwa BANGSAONLINE.com dapat kiriman kopi surat penolakan AHWA dari 27 PWNU ia langsung mengaku kaget. ”Gak tahu kalau gitu,” tegasnya.
Baca Juga: Kembangkan Kewirausahaan di Lingkungan NU, Kementerian BUMN Teken MoU dengan PBNU
Baca juga: 25 PWNU se-Indonesia Sepakat Menolak Ahwa, Dianggap Rampas Hak PCNU dan PWNU
Dalam wawancara dengan BANGSAONLINE.com ia mengklaim bahwa AHWA itu dipraktikkan sejak jaman Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari. Tapi ketika ditanya bukti kongkrit AHWA pada jaman Mbah Hasyim – panggilan KH Hasyim Asy’ari – ia tak menjelaskan.
Ia hanya mengatakan AHWA itu untuk menghindari kiai diadu dengan kiai. Tapi ketika BANGSAONLINE.com menginformasikan bahwa pada Muktamar NU di Bandung KH Wahab Hasbullah pernah kalah suara dengan KH Bisri Syansuri dalam pemilihan langsung Rais Am dan saat itu tak ada penilaian kiai diadu dengan kiai, Kiai Ishomuddin tak komentar.
Baca Juga: Konflik Baru Cak Imin, Istri Said Aqil Mundur dari PKB, Akibat Khianat saat Muktamar NU?
Sekedar informasi, ketika Muktamar NU di Bandung Kiai Wahab Hasbullah kalah suara dengan KH Bisri Syansuri dalam pemilihan Rais Am. Kiai Wahab Hasbullah pun legawa. Namun Kiai Bisri Syansuri menolak jadi Rais Am karena sikap tawaddlu. Saat itu tak ada opini dan penilaian kiai kok diadu dengan kiai. Padahal yang berkompetisi adalah dua kiai besar dan kharismatik yang sangat disegani di NU.
Saat itu juga tak ada wacana AHWA meski terjadi pemilihan yang mengakibatkan Kiai Wahab Hasbullah kalah. Bahkan dari Muktamar ke Muktamar NU sistem pemlihan Rais Am dan Ketua Umum PBNU secara langsung terus diberlakukan oleh para kiai NU.
Ketika Kiai Ishomuddin ditanya apakah produk Munas soal AHWA itu nanti bisa berubah dalam Muktamar NU, mengingat 27 dari 33 PWNU seluruh Indonesia menolak AHWA, ia tak mau menjawab. ”Lihat perkembangan. Saya no comment,” elaknya.
Baca Juga: Emil Dardak Dukung Muktamar NU ke-35 di Surabaya
Menurut AD/ART, Munas adalah forum tertinggi setelah Muktamar yang hanya membahas masalah keagamaan dan kebangsaan. Artinya forum tertinggi adalah Muktamar. Maka, jika para muktamirin (PWNU dan PCNU) menolak AHWA, semua produk termasuk produk Munas tak berlaku. (tim)
Baca juga: 40 PCNU dari 44 PCNU se-Jawa Timur Menolak AHWA dalam Musker PWNU Jatim
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News