TUBAN, BANGSAONLINE.com - Peredaran ijazah palsu yang ditudingkan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Muhammad Nasir, pada kampus Universitas PGRI Ronggolawe (UNIROW) Tuban hingga berujung pembekuan membuat pihak Yayasan Perkumpulan Pembina Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi (PPLP-PT) PGRI Tuban tidak ambil pusing. Pasalnya, persoalan itu dianggap merupakan ranah rektorat.
“Kami tidak tahu menahu, karena itu ranahnya rektor (Hadi Tugur.red),” kata Totok Supijono, Ketua yayasan PPLP –PT PGRI Tuban ketika dikonfirmasi BANGSAONLINE.com, Senin (13/7). (Baca juga: Mahasiswa Desak Yayasan Lengserkan Rektor UNIROW Hadi Tugur)
Baca Juga: Gaji Kecil, Viral #JanganJadiDosen, Kenapa Gaji ASN Depkeu, Depdagri, Pajak, BUMN Besar?
Menurutnya, isu peredaran ijzah palsu yang telah dilakukan UNIROW bukan menjadi wewenang yayasan. Sebab, pihak rektorat sudah diberi tugas untuk mengajarkan tri dharma perguruan tinggi, yakni melakukan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian masyarakat. Atas dasar itulah pihak yayasan menyerahkan sepenuhnya kepada rektorat terkait isu ijazah palsu yang pernah dikeluarkan UNIROW.
“Soal ijazah palsu itu ranahnya rektor, karena rektorat sudah ditugas untuk melaksanakan tri dharma pereguruan tinggi,” tandasnya.
Sementara itu, akibat isu ijazah palsu yang berdampak pada pembekuan kampus UNIROW, ratusan mahasiswa khususnya semester akhir marah. Mereka beramai-ramai melurug kantor yayasan guna mengambil alih kampus dalam rangka menyelesaikan persoalan yang membelit UNIROW. (Baca juga: Diselidiki Menristekdikti, UNIROW Pernah Keluarkan Ijazah Palsu, Mahasiswa Ketar-ketir)
Baca Juga: Tanggapi Pernyataan Bahlil, Surokim: Lebih Baik Percaya Kampus Ketimbang Politikus
Sementara hasil pertemuan antara mahasiswa dengan yayasan siang tadi belum ada titik terang. Keduanya sepakat menggelar pertemuan lanjutan setelah Lebaran sebelum tgl 31 Juli 2015. Pihak yayasan berjanji akan mendatangkan pihak Rektorat, Senat, Kopertis maupun Dikti pada pertemuan lanjutan nanti. (wan/rvl)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News