Debat Terbuka Nabi Ibrahim dan Raja Namrudz tentang Tuhan, Tafsir Al-Quran HARIAN BANGSA

Debat Terbuka Nabi Ibrahim dan Raja Namrudz tentang Tuhan, Tafsir Al-Quran HARIAN BANGSA Dr KH Ahmad Musta'in Syafi'i. Foto: Tebuireng online

Oleh: Dr KH Ahmad Musta'in Syafi'i

Rubrik ini diasuh oleh pakar tafsir Dr KH A. Musta'in Syafi'i, Mudir Madrasatul Qur'an Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur. Kiai Musta'in selain dikenal sebagai mufassir juga Ulama Hafidz (hafal al-Quran 30 juz). Tafsir ini ditulis secara khusus untuk pembaca HARIAN BANGSA, surat kabar yang berkantor pusat di Jl Cipta Menanggal I nomor 35 Surabaya. Tafsir ini terbit tiap hari, kecuali Ahad. Kali ini Kiai Musta’in menafsiri Surat Al-Abiya: 24. Selamat mengikuti.

TAK BERDASAR, BERTUHAN SELAIN ALLAH SWT

AL-ANBIYA : 24

TAFSIR

Dinyatakan sebelumnya, bahwa Tuhan itu maha bisa apa-apa dan bebas melakukan apa-apa. Tidak bisa dimintai pertanggungjawaban (La yus’al ‘anh), malah Dia menuntut pertanggungjawaban kepada kita (wahum yus’alun).

Terhadap manusia yang menuhankan selain Diri-Nya, bakal sengsara nanti di akhirat. Agar mereka tidak terlanjur dalam kepurukan syirik yang menyengsarakan itu, pada ayat kaji ini Tuhan meminta argument, meminta dasar pemikiran yang logik perihal adanya Tuhan selain Diri-Nya. Apa argumennya ,: “ Hatu burhanakum..”. Bagi-Nya, Tuhan itu harus punya “al-qudrah”, kemampuan tak terbatas.

Tuhan mempu menghidupkan dan mampu mematikan, lalu menghidupkan lagi. mana ada selain Allah SWT mampu berbuat begini. Yesus, sama dengan umumnya mansuia, dia tidak bisa melahirkan dirinya sendiri, masih dilahirkan oleh ibunya.

Jika tidak ada bunda Maryam, pasti tidak ada Yesus. Begitu halnya, bunda Maryam, jika tidak ada nenek Hannah dan kakek Imran, maka pasti dia tidak akan pernah ada di dunia.

“Hadza dzikr man ma’iy wadzikr man qably”. Sesungguhya dialog ketuhanan macam ini sudah pernah terjadi zaman umat terdahulu dan hasilnya, mereka tidak pernah bisa membuktikan bahwa ada Tuhan selain Allah SWT. Meskipun demikian, mereka tetap keras kepala, tetap saja tidak mau beriman. Bahkan malah hendak menghabisi utusan Tuhan. “ ..bal aktsaruhum la ya’lamun al-haq wahum mu’ridlun”.

Paling spektakuler dan monumental adalah kasus nabi Ibrahim A.S. yang berdialog dengan raja Namrudz tentang konsep teologi yang ditawarkan oleh nabi Ibrahim A.S. perihal Sang Tuhan. Tuhan yang ditawarkan Ibrahim A.S. adalah Tuhan yang Mahakuasa, kuasa menghidupkan dan mematikan.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO