KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Meskipun Kota Batu bukan merupakan daerah endemis kusta, tetapi setiap tahun masih ditemukan 1-3 orang penderita kusta baru.
Angka kunjungan Kota Batu yang tinggi serta pengiriman produk pertanian ke luar Kota Batu (interaksi penduduk dengan warga berbagai kota) menjadi potensi masih munculnya penyakit ini.
BACA JUGA:
- Eyebost Perkenalkan Vitamin Mata Eyebost Sebagai Solusi Jitu Jaga Kesehatan Mata
- Tabrak Pohon, Pemudik di Kota Batu Alami Kecelakaan hingga Istri Kritis
- Waspada Musim Pancaroba, ini Rekomendasi PB IDI agar Tetap Sehat saat Perjalanan Mudik
- Tak Hanya Hilangkan Stres, Profesor Jepang Sebut Hutan Mampu Bunuh Sel Kanker
"Kusta merupakan penyakit menular yang tidak mudah menular. Meskipun demikian, Dinas Kesehatan Kota Batu tetap berusaha melakukan upaya deteksi melalui kerja sama penemuan kasus dengan dokter spesialis kulit di semua rumah sakit di Kota Batu serta pemberian edukasi cardinal sign kusta kepada masyarakat," ujar dr. Suzana Indahwati, Kabid Pencegahan Penularan Penyakit dan Penanggulangan Bencana Dinkes Kota Batu.
Dijelaskan Suzana, puskesmas di Kota Batu mampu melakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk diagnosa kusta didampingi dinas kesehatan. Pengobatan kusta pun gratis di seluruh puskesmas se-Kota Batu.
Untuk memperingati Hari Kusta Sedunia (World Leprosy) setiap hari Minggu terakhir bulan Januari, Suzanna mengingatkan akan bahaya penyakit tersebut.
Ia menjelaskan, penyakit kusta merupakan golongan penyakit infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi, dan saluran pernapasan. Kusta umumnya dapat ditangani dan jarang menyebabkan kematian.