JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Aksi protes kembali mewarnai proses registrasi peserta Muktamar NU ke-33 di GOR Merdeka Jombang, Sabtu (1/8). Setelah pada hari pertama terjadi kericuhan atas sikap arogan panitia, kali ini beberapa muktamirin (peserta muktamar) marah dan memprotes panitia pendaftaran lantaran merasa diperlakukan diperlakukan diskriminatif. Perlakuan diskriminatif ini menurut para muktamirin lantaran mereka secara tegas menolak diterapkannya mekanisme AHWA pada pemilihan Rois Aam Syuriah PBNU dalam muktamar nanti. (Baca juga: muktamar-nu-kisruh" style="background-color: initial;">Panitia Arogan, Proses Registrasi Awal Peserta Muktamar NU Kisruh)
Sebanyak 9 orang menerobos masuk melalui pintu samping gedung pendaftaran. Setelah di dalam ruangan, mereka berteriak melancarkan protes. Menurut mereka, muktamirin yang menolak penerapan AHWA diberi ID Card (kartu pengenal) peserta muktamar yang berbeda dengan muktamirin pro-AHWA.
Baca Juga: Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan
Perbedaannya cukup mencolok. ID Card pro-AHWA memuat nama, foto, dan barcode. Sedangkan bagi peserta muktamirin yang menolak AHWA, hanya diberi ID Card kosong alias tanpa foto, tanpa nama, dan tanpa barcode. "Padahal sesuai informasi, ID Card kosongan seperti ini hanya bisa digunakan untuk menghadiri pembukaan muktamar. Sedangkan untuk mengikuti sidang, harus menggunakan ID card yang lengkap dengan nama, foto dan barcode,” kata Ketua Tanfidziyah PCNU Gresik, Khusnul Khuluq.
Khusnul Khuluq mengaku, saat ini sudah ada puluhan peserta muktamar yang diberi ID card berbeda dengan yang resmi tersebut. “Tapi bisa jadi nanti ada ratusan jika tidak dilakukan pembenahan. Sebab, saya sendiri mewakili 407 orang untuk mempertanyakan persoalan ini,” tandas Khusnul.
Didi Hudaya, Ketua PCNU Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, mengeluh, registrasi saat ini ribet karena semua muktamirin harus datang sendiri-sendiri ke loket untuk dicatat. Ini beda dengan registrasi saat Muktamar di Makassar lima tahun lalu, yang proses registrasi dilakukan secara kolektif oleh perwakilan PCNU dan PWNU. “Baru kali ini registrasi seperti ini diterapkan. Jadinya, semua muktamirin harus antre," jelas Didi.
Baca Juga: Kembangkan Kewirausahaan di Lingkungan NU, Kementerian BUMN Teken MoU dengan PBNU
Dia mengaku sudah sejak pagi menunggu di lokasi registrasi. Tapi belum bisa melakukan registrasi karena anggota Muktamirin lainnya asal Kota Tasikmalaya belum lengkap. Selain ribet, peserta juga mengeluhkan proses registrasi yang tidak ada sosialisasi sebelumnya kepada muktamirin. Menurutnya, perubahan proses registrasi harus disosialisasikan sebelumnya.
Sementara pantauan di Alun-alun Jombang, lokasi pembukaan Muktama, PWNU dan PCNU tidak bisa masuk ke lokasi pembukaan Muktamar karena tempatnya tidak memadai. Akibatnya, banyak yang pulang kembali ke Pesantren Tebuireng. Padahal mereka datang dari luar pulau Jawa untuk mengikuti Muktamar. “Saya dari sana (pembukaan muktamar) tapi tak bisa masuk,” kata Rais Syuriah PCNU Tarakan KH Ahmad Suprapto kepada BANGSAONLINE.com, Sabtu (1/8).
Tampaknya, Muktamar kali ini benar-benar kacau. Apalagi, hingga malam tadi ratusan PWNU PCNU belum mendapat ID card sebagai peserta. “Kayaknya didesain seperti itu, agar tidak bisa masuk,” kata Ketua Tanfidziyah PWNU Sulawesi Utara, KH kepada BANGSAONLINE.com.
Baca Juga: Konflik Baru Cak Imin, Istri Said Aqil Mundur dari PKB, Akibat Khianat saat Muktamar NU?
Padahal, panitia mengagendakan sidang seusai pembukaan. Berarti, banyak PWNU dan PCNU yang tidak bisa mengikuti sidang dan agenda Muktamar karena mereka tak punya ID card sehingga tak bisa masuk. (Baca juga: Panitia Muktamar Sembunyikan Tatib, PWNU Jateng: Ini Muktamar Tak Lazim) (dio/lan/sta)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News