BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Kerusuhan yang terjadi di proyek minyak dan gas bumi (Migas) Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu tepatnya di lokasi Enginering Procurement and Contruction (EPC)-1, Konsorsium PT Tripatra-Samsung anak perusahaan ExxonMobil Cepu Ltd (EMCL) kemarin siang (1/8), ternyata disebabkan adanya keterlambatan pembayaran dana insentif lebaran.
Menurut salah satu pekerja EPC-1 yang enggan disebutkan namanya menjelaskan, pada Hari Raya Idul Fitri beberapa waktu lalu ada kebijakan perusahaan yang memberlakukan masuk kerja selama tujuh hari dengan gaji sebanyak Rp 1.800.000,-. Karena ada tawaran itu, banyak sekali karyawan yang ikut kerja lembur selama lebaran.
"Kerjanya sudah kita lakukan selama tujuh hari, tetapi belum dicairkan gajinya. Padahal EPC lain sudah cair usai lebaran lalu," ujarnya, Minggu (2/8/2015).
Di proyek migas Blok Cepu ada lima EPC, yakni EPC 1,2,3,4 dan 5. Kelima anak perusahaan EMCL itu melakukan pengerjaan baik contruction, drilling dan lain sebagainya di wilayah Kecamatan Gayam, Bojonegoro. Namun, EPC-2,3 dan 4 pengerjaannya sudah rampung. Kini tinggal EPC-1 dan 5.
Ngamuknya kurang lebih 7.500 pekerja kasar di EPC-1 itu gara-gara belum dibayarnya dana intensif lebaran. Selain itu, pemangkasan jam istirahat pekerja juga memicu amarah ribuan pekerja itu.
"Tidak jelas sampai kapan akan dicairkan. Yang jelas kami sangat kecewa dengan sikap perusahaan yang tidak kunjung mencairkan dana insentif juga pemangkasan jam istirahat. Kita mau salat saja susah," keluhnya.
Para pekerja, kata dia, pasca lebaran lalu sudah ingin marah. Namun, masih ditahan. Dia dan pekerja lain geram dengan seseorang yang bernama Joko Herlambang. Joko, lanjut dia, selama beberapa bulan terakhir telah membuat kebijakan yang selalu memberatkan pekerja. Sehingga dia dan pekerja lain merasa geram. "Yang mempunyai kebijakan hari minggu masuk dan memangkas jam istirahat juga dia," jelasnya. (Baca juga: Blok Cepu Rusuh, 8.000 Karyawan Mengamuk)
Baca Juga: Terganggu Aktivitas Well Test, Warga Ngambon Bojonegoro Demo Pertamina
Dia tidak bisa menyebutkan data yang pasti soal pekerja yang mengikuti lembur kerja selama lebaran. Namun, masih diatas 200 orang lebih, khususnya di EPC-1. Selain itu, selama beberapa hari terakhir ID card pekerja juga banyak yang ditarik oleh perusahaan hanya gara-gara telat masuk kerja selama 5 menit. (Baca juga: Keributan di Blok Cepu Berawal dari Makan Siang)
"Penarikan ID card itu indikasinya untuk mengurangi insentif Lebaran, hampir 200 ID card ditarik karena keterlambatan masuk kerja," ujarnya.
Sementara itu, paska kerusuhan kemarin, produksi minyak dan gas bumi (migas) di Lapangan Banyu Urip Blok Cepu turun menjadi 30.000 barel perhari (Bph). Sebelumnya, produksi migas di lokasi itu sekitar 85.000 Bph.
"Karena produksi di lapangan itu kita hentikan sementara, maka produksinya menurun. Tetapi tetap akan berlanjut bila lokasi sudah aman," ujar Vice President Public & Government Affairs ExxonMobil Cepu Limited Indonesia, Erwin Maryoto.
Menurut dia, paska insiden kerusuhan pekerja di area EPC-1 itu tidak ada dampak terhadap kegiatan operasi pengeboran. Pekerjaan di area EPC-1 dan EPC-5, dihentikan dan produksi dari lokasi sekitar insiden dihentikan sementara sambil menunggu kajian-kajian selanjutnya. "Masih dikaji dampak insiden pada jadwal proyek. EMCL sedang berkoordinasi erat dengan Tripatra-Samsung, kontraktor EPC-1 dan pemerintah," terangnya
Ditambahkan, tingkat kerusakan yang terjadi saat ini masih dikaji oleh pihak EMCL. Namun, ditaksir kerugian meterial mencapai ratusan juta. Dalam peristiwa rusuh kemarin, sebanyak empat mobil dirusak dan satu mobil jenis fortuner dibakar massa. Selain itu, sejumlah kantor kontraktor dan beberapa pos security juga dirusak dan dibakar massa. "Pekerjaan di EPC-1 kami liburkan sementara selama tujuh hari kedepan," pungkasnya.
Terpisah, Kapolres Bojonegoro AKBP Hendri Fiuser mengatakan, hingga beberapa hari ke depan anggota kepolisian akan terus berjaga di lokasi kejadian. Kapolres juga berjanji akan melakukan pengungkapan terhadap pelaku pengurusakan fasilitas perusahaan. "Kita masih melakukan penyelidikan melalui rekaman CCTV di sekitar lokasi," terangnya. (nur/rvl)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News