DP3 Sidoarjo Dinilai Tak Peka Kekeringan, Minim Program

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Kalangan dewan mengecam Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan (DPPP) Sidoarjo yang dinilai tak memiliki sense of crisis dan sense of belonging terkait bencana kekeringan yang mengancam sewaktu-waktu.

Hal ini terbukti dengan tidak adanya program penanganan kekeringan untuk tahun 2015 ini. Untuk itu, dewan mendesak DP3 agar membuat sumur bor dan pompa yang sebagai antisipasi kekurangan air untuk pertanian selama musim kemarau.

Hasil evaluasi kinerja DP3 selama semester I, menurut Anggota Komisi B DPRD Sidoarjo Mulyono, belum ada program penanganan kekeringan. “DP3 hanya mengandalkan pengairan pertanian dari sungai yang menjadi tanggungjawab DPU Pengairan,” ungkapnya kepada wartawan dengan nada kesal, Senin (3/8).

Politisi asal PKS ini juga menambahkan bahwa DP3 tidak memiliki inovasi irigasi pertanian. Bahkan, programnya terkesan monoton karena hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Padahal, Mulyono mengaku banyak menerima keluhan dari petani karena kekurangan air. Seperti di wilayah Kecamatan Wonoayu, Prambon dan kecamatan lainnya.

Dicontohkan, petani di Desa Popoh Kecamatan Wonoayu yang kesulitan mengaliri sawahnya, karena air irigasi tidak ada. “Mereka mengusulkan ada sumur bor dan pompa air di beberapa titik untuk mengairi sawah,” cetusnya.

Untuk itu, sambung Mulyono. DP3 dalan Perubahan APBD 2015, bisa mengajukan program sumur bor dan pompa air. Nantinya sumur bor sekaligus pompa airnya ditempatkan di titik yang mudah terkoneksi dengan areal pertanian warga.

Saat ditanya berapa sumur bor dan pompa air yang dibutuhkan, Mulyono mengaku DP3 harus memetakan kebutuhan itu. Tentunya harus berkoordinasi dengan petani.

Sedangkan untuk pompa air bisa dikelola sendiri oleh dinas terkait atau bisa diserahkan ke kelompok tani. “Kasihan petani kalau musim kemarau kesulitan air. Makanya, dinas tekait harus tanggap,” tegasnya. (sta/sho/rvl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO