Manfaatkan Limbah Industri, PII Gresik Buat Perahu Penyelamat untuk BPBD Jawa Timur

Manfaatkan Limbah Industri, PII Gresik Buat Perahu Penyelamat untuk BPBD Jawa Timur Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo didampingi Ketua PII Gresik, Awang Djohan Bachtiar menyerahkan perahu penyelamat secara simbolis kepada BPBD Provinsi Jawa Timur. Foto: Ist.

GRESIK, BANGSAONLINE.com - (PII) Cabang Kabupaten Gresik berhasil memanfaatkan limbah polyurethane (PU) foam dan limbah kantong plastik pupuk dari Petrokimia Gresik untuk memproduksi lifeboard atau perahu penyelamat yang dapat digunakan untuk evakuasi dalam bencana banjir.

sebanyak dua unit diserahkan oleh Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, pada Kamis, 28 Maret 2024.

Dwi Satriyo menyampaikan bahwa inovasi ini menggunakan limbah dari Petrokimia Gresik, yaitu PU foam yang banyak digunakan sebagai isolasi pendingin tangki dan plastik bekas kantong-kantong produk.

Bagi Petrokimia Gresik, kata Dwi, inovasi ini dapat mendukung komitmen pengelolaan lingkungan melalui program zero waste dan pengurangan emisi karbon.

"Inovasi ini menjadi kebutuhan, khususnya bagi Petrokimia Gresik yang sudah tiga kali berturut-turut mendapatkan Proper Emas atau penghargaan tertinggi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam pengelolaan lingkungan," ucapnya didampingi Ketua PII Gresik, Awang Djohan Bachtiar.

Sementara itu, Awang Djohan Bachtiar menjelaskan inovasi ini merupakan kolaborasi antara PII Gresik, Petrokimia Gresik, dan Koperasi Konsumen Keluarga Besar Petrokimia Gresik (K3PG).

"Inovasi ini dapat menjadi strategi pengelolaan lingkungan bagi sebuah industri mengingat saat ini lingkungan menjadi isu global dan merupakan salah satu instrumen penting dalam pengelolaan lingkungan," katanya.

Berdasarkan perhitungan para ahli, penggunaan satu kilogram PU foam dapat mengurangi emisi karbon sebesar 2,7 kilogram. Sementara pemanfaatan satu kilogram plastik untuk daur ulang setara dengan pengurangan emisi karbon antara 6 hingga 10 kilogram.

Tidak hanya itu, inovasi ini juga mampu menjadi salah satu strategi cost reduction program, karena dapat menekan biaya yang sebelumnya harus dikeluarkan untuk pengelolaan limbah.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO