Anggap Penuh Kecurangan, Ratusan Peserta Muktamar NU Pindah ke Tebuireng

Anggap Penuh Kecurangan, Ratusan Peserta Muktamar NU Pindah ke Tebuireng Ratusan peserta muktamar yang pindah ke Tebuireng lantaran kecewa dengan pelaksanaan muktamar di alun-alun Jombang. (foto: rony suhartomo/BANGSAONLINE)

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Sekitar 500 peserta Muktamar Nahdlatul Ulama ramai-ramai pindah ke pesantren Salahuddin Wahid alias Gus Solah di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Rabu 5 Agustus 2015. Mereka mengadukan jalannya Muktamar yang dinilai tidak adil.

Massa konvoi menuju Tebuireng dari alun-alun Jombang, tempat Muktamar ke-33 berlangsung. Hadir dalam pertemuan tersebut KH Hasyim Muzadi. Kiai Hasyim merupakan sosok yang didukung mayoritas muktamirin untuk menjadi Rais Aam Syuriah. 

Di hadapan para muktamirin, Kiai Hasyim mengaku bisa merasakan kekecewaan para muktamirin atas berjalannya Muktamar yang dia anggap sarat kejanggalan. Ia pun secara terbuka mengekspresikan keluhannya. "Penyakitnya bukan pada ulama. Tapi, kelompok yang merekayasa ulama," ujar dia. 

Baca Juga: Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan

Dalam kesempatan tersebut, Kiai Hasyim juga menegaskan sikapnya untuk tidak mau dicalonkan atau dipilih menjadi Rais Aam. "Saya tidak mau dicalonkan sebagai Rais Aam karena itu akan menyebabkan perpecahan. Sekalipun, saya tahu muktamar ini penuh dengan kepalsuan dan kezaliman," kata dia. 

Meski begitu, Kiai Hasyim mewanti-wanti agar muktamirin yang kecewa tidak membuat muktamar tandingan, terlebih NU tandingan. Hal itu, menurut dia, akan membuat nama NU hancur di mata masyarakat, bahkan di tingkat dunia.

Jika tidak puas, menurut Kiai Hasyim, muktamirin bisa mengambil sikap. Terlebih, menurut dia, PBNU telah demisioner sejak Rabu (5/8) sore. Jika mereka yang tidak puas jumlahnya lebih dari setengah, kata dia, muktamirin bisa membuat sidang lanjutan yang terpisah dan mengambil keputusan.

Hal itu, menurut Kiai Hasyim, bukan merupakan Muktamar tandingan. Ia menyebutnya Muktamar lanjutan, karena dilakukan oleh para peserta yang sama. (Baca juga: Gus Solah: Muktamar di Jombang Memprihatinkan)

Mantan Ketua Umum PBNU ini menerangkan, dirinya tidak bisa menghalangi perasaan pikiran dari wilayah-wilayah dan muktamirin yang selalu berturut-turut dikecewakan oleh panitia muktamar.

"Cara panitia melakukan kepada peserta, itu sangat tidak pantas, terutama kepada ulama-ulama. Maka sekarang PBNU sudah demisoner, artinya sudah tidak ada lagi PBNU," terangnya. (Baca juga: -apa-muktamar-pkb-pbnu-kenapa-diam" style="background-color: initial;">Gus Solah: Banyak Pertanyaan, ini Muktamar NU apa Muktamar PKB, PBNU Kenapa Diam?)

Baca Juga: Kembangkan Kewirausahaan di Lingkungan NU, Kementerian BUMN Teken MoU dengan PBNU

"Kalau sudah tidak ada PBNU, berarti panitia muktamar juga tidak ada. Kembali kekuasaan berada pada wilayah dan cabang-cabang. Demikian menurut organisasi NU," imbuhnya.

Beberapa poin ketidakpuasan sebagian muktamirin, di antaranya adalah penggunaan pemilihan ahlul halli wal aqli atau AHWA, yakni musyawarah mufakat, yang dianggap dipaksakan dalam pemilihan Rais Aam. (Baca juga: ”Gus Mus tak Berhak Nangis, yang Berhak Nangis PWNU-PCNU karena Didzalimi”)

Selain itu, para muktamirin juga kecewa lantaran dalam proses penyampaian laporan pertanggungjawaban mereka tidak diberi kesempatan untuk memberikan pandangan umum. (Baca juga: "Muktamar Jombang, Muktamar Terburuk Sepanjang Sejarah") (republika)

Baca Juga: Konflik Baru Cak Imin, Istri Said Aqil Mundur dari PKB, Akibat Khianat saat Muktamar NU?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Dihadang Petugas, Caketum PBNU Kiai As'ad Ali dan Kiai Asep Jalan Kaki ke Pembukaan Muktamar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO