Bawa Kabar Gembira, Kiai Asep Turun Lagi, Gus Fahmi Dukung Gus Barra Diperintah Kiai Khusain Ilyas

Bawa Kabar Gembira, Kiai Asep Turun Lagi, Gus Fahmi Dukung Gus Barra Diperintah Kiai Khusain Ilyas  Para relawan Barra-Rizal memenuhi jalan dan halaman warga Sooko saat Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim turun menemui relawan Mubarok, Ahad (28/7/2024). Foto: mma/bangsaonline

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, kembali turun menemui relawan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Mojokerto Dr Muhammad Al Barra dan dr Muhammad Rizal Octavian yang disingkat Mubarok.

Kali ini turun ke Kecamatan Trowulan dan Sooko. yang didampingi Achmady, bupati Mojokerto periode 2002-2008, disambut antusias warga yang memadati dua lokasi acara itu. Apalagi membawa banyak kabar menggembiraikan tentang Mojokerto ke depan.

Ia mengaku didatangi 80 klub sepak bola. “Mereka minta diperhatikan jika Mas Barra jadi bupati Mojokerto,” kata di depan para korcam yang memenuhi lokasi acara, Ahad (28/7/2024).

“Tak usah nanti. Sekarang saya perhatikan. Mereka saya belikan 400 bola. Tiap club dapat 5 bola,” kata pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto itu.

juga menyinggung soal pelayanan kesehatan yang sekarang banyak dikeluhkan warga Mojokerto. Menurut dia, warga Mojokerto mengeluh karena puluhan ribu penerima bantuan iuran jaminan kesehatan nasional (PBI JKN) di Mojokerto tak aktif saat dipakai berobat.

Sebelumnya, salah seorang anggota DPRD Kabupaten Mojokerto sempat mengungkap bahwa sebanyak 90 ribu Kartu Indonesia Sehat (KIS) dinonaktifkan dengan alasan keterbatasan anggaran.

bahkan bercerita ada seorang warga terserang penyakit demam berdarah (DB) meninggal gara-gara tak cepat terlayani karena fasilitas BPJS-nya dicoret. “Warga yang terserang DB itu akhirnya pulang dan meninggal,” kata .

berjanji, jika Barra-Rizal terpilih sebagai bupati dan wakil bupati Mojokerto peristiwa itu tak akan terulang. “Siapa pun rakyat Mo jokerto cukup menunjukkan KTP akan dilayani,” kata .

Loh, apa bisa? Apa rasional? “Bisa!,” tegas . “Karena di daerah lain bisa,” kata ayahanda itu.

Menurut dia, jika bupati tak bisa memberikan pelayanan kesehatan secara baik berarti ia tak punya pemahaman sebagai bupati. “Seorang bupati harus berpegang pada kaidah tasyarroful imam ‘alarra’iyyah manuthun bil maslahah. Bahwa kebijakan seorang pemimpin itu harus diorientasikan kepada kemasalahatan rakyatnya,” kata .

Begitu juga tentang lapangan kerja. Menurut , banyak investor akan menanam investasinya jika tak dipersulit izinnya. “Jangan pakai kebijakan wani piro,” kata .

Investor, kata , cukup diberi aturan bahwa mayoritas karyawannya harus warga sekitar atau warga Mojokerto. Dengan demikian perusahaan itu akan menyerap tenaga kerja warga Mojokerto.

Yang tak kalah penting, kata , di bidang pendidikan. Menurut dia, sekarang belum ada SMA Negeri di Mojokerto yang maju. Padahal sendiri dikenal sebagai ahli pendidikan yang sukses mendirikan dan mengelola pondok pesantren Amanatul Ummah. Pada tahun ini saja 624 santrinya diterima di perguruan tinggi negeri lewat SNBP dan SNBT.

“Sekitar 40 siswa diterima di kedokteran umum dan sekitar 200 siswa diterima di perguruan tinggi luar negeri,” kata sembari mengatakan bahwa santrinya diterima di perguruang tinggi Amerika, Jepang, Jerman, Thailand, Inggris, Mesir, Maroko, Tunisia, Rusia, Malaysia dan negara lainnya.

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO