Warga Gelar Kirap Agung Budaya di Candi Dorok

Warga Gelar Kirap Agung Budaya di Candi Dorok Kawasan Candi Dorok, pusat kegiatan untuk menyambut bulan Suro oleh warga setempat. Foto: MUJI HARJITA/BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Ratusan warga Dusun Dorok, Desa Manggis, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, berbondong-bondong menuju kawasan Candi Dorok, untuk mengikuti acara kirap agung budaya, Minggu (4/8/2024). Yang dikirap termasuk tumpeng yang berisikan hasil bumi dusun Dorok.

Kirab budayanya dimulai dari Gapura dusun Dorok menuju pusat kegiatan di kawasan tepat di sisi barat Candi Dorok. Selain Kirab budaya, juga digelar prosesi pusaka candi Dorok, sendra tari dan historical Patih Maudoro. 

Selain untuk menyambut datangnya bulan Suro, kegiatan ini ini sekaligus bertujuan mengenalkan potensi wisata dan budaya di desanya. Hal itu karena Dusun Dorok memiliki cerita rakyat yang populer yakni tentang Patih Maudoro dari Kerajaan Majapahit. 

Di mana saat itu era Kerajaan majapahit, dipimpin Raja Dyah Ranawijaya memiliki patih yang bernama Patih Maudoro. Suatu waktu, sang patih pergi berkelana sampai menemukan wilayah ini dan kagum karena zaman dulu warga yang berbeda kepercayaan dapat hidup rukun dan berdampingan. 

Patih Maudoro pun memilih tinggal di sana. Kemudian setelah ia wafat, masyarakat menamai wilayah ini sebagai Dusun Dorok.

Menurut cerita, Candi Dorok dulu adalah batas wilayah dua masyarakat yang berbeda agama, jadi Candi Dorok sudah ada sebelum Patih Maudoro datang. Candi Dorok terbuat dari batu bata. 

Dikarenakan telah terkubur cukup lama dan belum dilakukannya renovasi, mengakibatkan batu bata di candi ini tampak berwarna putih seperti warna tanah yang ada di sekitarnya, dan banyak ditumbuhi lumut pada bagian dasarnya. 

Bangunan candi ini terletak di bawah permukaan tanah sedalam 3 meter. Candi Dorok ditemukan oleh seorang warga secara tidak sengaja, saat hendak menanam bibit pohon melinjo di pekarangan rumahnya. 

Ia adalah Tumidi (70), pemilik lahan di mana Candi Dorok itu ditemukan. Kepada BANGSAONLINE.com, ia mengaku menemukan candi itu pada tahun 1996 lalu saat sedang menggali tanah yang rencananya akan ditanami pohon melinjo. 

Tiba-tiba, cangkul yang digunakannya mengenai tumpukan batu bata. Ketika digali lebih dalam dan makin melebar, ternyata batu bata tersebut membentuk bidang segi empat.

Lihat juga video 'Tim BPK Wilayah XI Teliti Tugu Tapal Batas di Kediri, Diduga dari Abad ke-13 ':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO