Jadi Calon Sekolah Adiwiyata Mandiri Pertama, SMPN 6 Kota Kediri Terima Verifikasi Lapang

Jadi Calon Sekolah Adiwiyata Mandiri Pertama, SMPN 6 Kota Kediri Terima Verifikasi Lapang Tim verifikator dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan saat berada di SMPN 6 Kota Kediri. Foto: Ist.

KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - SMP Negeri 6 Kota Kediri menjadi calon sekolah adiwiyata mandiri pertama yang ada di Kota Kediri. Dalam mewujudkan sekolah adiwiyata mandiri, harus melewati serangkaian tahapan, salah satunya verifikasi lapang yang dilaksanakan, Rabu (28/8/2024) kemarin, oleh tim verifikator .

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Kota Kediri, Imam Muttakin, mengatakan terus mengembangkan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah () sesuai Permen LHK No. 52 tahun 2019 tentang Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah.

Baca Juga: Nathabumi SIG Sukses Musnahkan 103 Ton Bahan Perusak Ozon

" adalah sekolah pertama yang kita dampingi untuk menjadi sekolah adiwiyata mandiri, setelah mencapai sekolah adiwiyata nasional tahun 2021 lalu. Begitu banyak perkembangan dan inovasi yang dilakukan SMPN 6 menuju terwujudnya sekolah adiwiyata mandiri," ungkap Imam saat menyambut kedatangan tim verifikator.

Program sendiri adalah aksi kolektif secara sadar, sukarela, berjejaring, dan berkelanjutan yang dilakukan oleh sekolah dalam menerapkan perilaku ramah lingkungan hidup.

Gerakan PBLHS bertujuan mewujudkan perilaku warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya pelestarian lingkungan hidup dan juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Selain itu, juga upaya dalam mendukung ketahanan bencana warga sekolah.

Baca Juga: Petrokimia Raih Penghargaan dari Kementerian LHK atas Kontribusi Dukung Proklim

"Dengan program ini, kita harapkan sekolah bisa memunculkan generasi-generasi yang peduli terhadap lingkungan, yang mau menjaga lingkungan baik itu kebersihan maupun kehijauannya," ujarnya.

Imam berharap ke depannya setiap sekolah di Kota Kediri bisa mencapai sekolah adiwiyata mandiri.

"Selain berharap SMPN 6 berhasil meraih sekolah adiwiyata mandiri, tentu kita juga berharap SMPN 6 bisa menginspirasi sekolah-sekolah lain dan bisa menyusul SMPN 6 untuk segera meraih sekolah adiwiyata mandiri," ungkapnya.

Baca Juga: Dishub Kota Kediri Ajak Anak-Anak SMP Gemar Naik Bus Sekolah

Dalam mewujudkan sekolah adiwiyata mandiri, Kepala Sri Rejeki mengatakan pihaknya telah melakukan persiapan, peningkatan, dan pembenahan selama kurang lebih 2 tahun terakhir dengan menerapkan kebiasaan dan perilaku pola hidup bersih, sehat, dan melestarikan lingkungan hidup di lingkungan sekolah.

"Untuk bisa mencapai sekolah adiyawata mandiri tentu tidak bisa dalam waktu singkat, kita perlu mempersiapkan banyak hal dan alhamdulillah banyak yang sudah kita tingkatkan dalam 2 tahun terakhir ini," ungkapnya saat ditemui usai menyambut tim verifikator.

Selama masa persiapan tersebut, Sri mengatakan meningkatkan berbagai aspek , mulai dari memaksimalkan fungsi sanitasi dan drainase, mengelola sampah dengan melakukan pemilahan sampah organik dan non-organik yang kemudian mendaur ulang sampah menjadi produk kerajinan dan bahan baku kompos, menanam dan memelihara pohon.

Baca Juga: ITS dan KLHK Ajak Generasi Muda Antisipasi Bahaya Urban Heat Island

Selanjutnya, mengonservasi air dengan menggunakan air secukupnya dan memanfaatkan limbah air untuk menyiram tanaman serta kolam ikan lele, mengonservasi energi dengan meminimalisir penggunaan AC dan mengutamakan ventilasi udara, menggunakan lampu LED, serta mematikan lampu dan mencabut peralatan elektronik yang tidak diperlukan.

"Selain memaksimalkan aspek , kita juga memiliki beberapa inovasi seperti membuat briket daun kering, kursi dari botol bekas, pestisida dari buah mengkudu, pemanfaatan limbah air wudhu untuk ikan lele, limbah air AC untuk hidroponik, generator tenaga air, produksi minuman jahe sereh, puding lidah buaya, teh kulit buah naga, dan bio gas SPINA," jelasnya.

Sri juga menjelaskan bahwa untuk mencapai sekolah adiwiyata mandiri tidak hanya cukup menerapkan program . Tapi juga harus memperkenalkan atau membina sekolah-sekolah lain, minimal 2 sekolah yang harus dibina untuk melengkapi administrasi penilaian.

Baca Juga: Adhy Karyono Pastikan Jawa Timur Siap Dukung Indonesia's FOLU Net Sink 2030

"Kami sudah membina dan mengimbaskan ilmu dan pengalaman SMPN 6 ke SMPN 8 dan SMP PGRI 1 Kota Kediri," ungkapnya.

Sri berharap bisa lolos dan mencapai sekolah adiwiyata mandiri. Ia berjanji akan terus mengembangkan inovasi dan pemeliharaan lingkungan hidup di SMPN 6.

Sementara itu, usai melihat secara langsung kondisi sekolah, Tim Verifikator Pengembangan Generasi Lingkungan , Maisaroh, mengaku kagum dan memberikan apresiasi atas penerapan program dan inovasi dari .

Baca Juga: Jemput Bola Wajib KTP-El Pemula, Dispendukcapil Kota Kediri Keliling Sekolah

"Cukup banyak yang kami lihat di ini. Kami berharap bisa menjadi contoh untuk sekolah-sekolah lain di Kota Kediri dan kota/kabupaten lain," ujarnya

Maisaroh mengatakan bahwa yang menjadi poin penilaian dalam verifikasi lapang tersebut adalah perilaku ramah lingkungan hidup, seperti penanaman, pemilihan sampah, konservasi air, konservasi energi dan inovasi berdasarkan kegiatan sekolah.

Usai penilaian lapang ini, Maisaroh mengatakan akan melakukan pertimbangan terlebih dahulu.

Baca Juga: Terima Penghargaan Proper Emas dari Wapres, Dwi Satriyo: Memacu untuk Terus Berinovasi

"Di sini kami hanya bertugas untuk meninjau saja, hasil akan diumumkan setelah pertimbangan. Untuk waktunya masih belum bisa kita tentukan," ungkapnya. (uji/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO