MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Mayoritas air minum di Kabupaten Mojokerto ternyata tercemar bakteri ecoli. Hasil uji laboratorium yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mojokerto mengungkap, dari 40 sampel yang diambil, sebanyak 33 sampel atau 82,5 persen dinyatakan positif ecoli. Agar aman dikonsumsi, Dinkes meminta masyarakat untuk merebus lebih dulu air minum tersebut.
Plt Kepala Dinkes Kabupaten Mojokerto, Siti Asiah mengatakan, dari 40 sampel, hanya tujuh sampel yang tidak tercemar bakteri ecoli. "Pengambilan sampel tersebut dilakukan di empat kecamatan yakni Kecamatan Sooko, Trowulan, Puri dan Mojoanyar," ungkapnya, dikutip dari beritajatim.com, kemarin (19/9).
Baca Juga: Polres Mojokerto Kota Bongkar TPPU Narkoba Miliaran Rupiah
Dijelaskan Asiah, bakteri ecoli muncul dari kotoran manusia. Jika sampai terkonsumsi, bakteri tersebut bisa menyebabkan diare. Diare berkepanjangan, lanjut Asiah, bisa memicu dehidrasi, gangguan pertumbuhan hingga kematian dan yang pasti menurunkan produktifitas.
"Kita menyarankan agar masyarakat merebus air sebelum dijadikan air minum katena bakteri ecoli mati, minimal air minum harus direbus dan dibiarkan mendidih selama tiga menit. Yang menyebabkan bakteri ecoli muncul dalam air minum karena terlalu dekatnya jarak sumber air alias sumur dengan pembuangan kotoran," bebernya.
Jarak sumur dengan pembuangan kotoran (septic tank), lanjut Asiah, minimal 10 meter. Tujuannya agar resapan kotoran tidak merembes ke sumber air minum. Selain kandungan ecoli, air minum rumah tangga yang diuji ternyata juga banyak yang menunjukkan telah tercemar logam berat tapi tidak semua sampel tersebut juga diuji kandungan logam beratnya.
Baca Juga: Polres Mojokerto Kota Ringkus Terduga Pelaku TPPO
"Dari tujuh sampel yang diuji logam berat, hanya ada tiga atau 42,9 persen yang memenuhi syarat. Sementara sisanya sebanyak empat sampel atau setara dengan 57,1 persen tidak memenuhi syarat. Ini menunjukkan bahwa air minum rumah tangga sudah banyak yang tercemar logam berat," ujarnya.
Sehingga agar aman konsumsi, lanjut Asiah, perlu dilakukan sterilisasi dengan cara diendapkan atau membeli alat pemfilter logam berat yang bisa dipakai untuk air minum. Ini untuk menghindari agar logam berat tidak terkonsumsi lantaran dalam jangka panjang bisa menyebabkan kanker dan kerusakan organ dalam. (bjt/sta)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News