SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Tragedi kemanusiaan berlatar sengketa tambang pasir di Desa Selok Awar-Awar, Lumajang semakin menyedot perhatian banyak pihak. Terlebih dampak dari pro-kontra tambang pasir itu jatuh korban jiwa atas nama Salim Kancil.
Kesadisan para pelaku pembantai Salim Kancil yang berasal dari massa pro penambangan diduga kuat karena adanya orang kuat di belakang mereka. Terbaru seorang anggota DPRD Jawa Timur disebut-sebut menjadi beking penambangan pasir di Desa Selok Awar-Awar.
Baca Juga: Antisipasi Era Digitalisasi, Ketua Komisi A DPRD Jatim Dorong Kegiatan Produktif
Terkait hal itu, Solidaritas untuk Masyarakat Miskin Indonesia (Somasi) mendesak DPRD Jatim terutama Badan Kehormatan (BK) mengusut tuntas keterlibatan oknum anggota dewan terkait kasus kekerasan dan pembunuhan terhadap warga penolak galian C pasir di Desa Selok Awar-Awar Lumajang.
Ketua LSM Somasi, Syamsul Hadi menegaskan munculnya kabar keterlibatan dari kalangan wakil rakyat Jatim dalam kasus kekerasan tersebut, patut disayangkan. Pria yang akrab disapa Abah Syamsul ini, mendesak lembaga legislatif Jawa Timur untuk mengusut tuntas, jika perilaku anggota DPRD Jatim tersebut melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).
“Dugaan keterlibatan anggota DPRD Jatim harus ditindaklanjuti oleh BK. Kalau benar terlibat diumumkan, kalau tidak terlibat juga disampaikan secara terbuka ke publik. Semuanya harus transparan,” tegas mantan Anggota DPRD Jatim ini, Rabu (30/9).
Baca Juga: Perubahan Nomenklatur BPR Jatim, Adhy Karyono: Optimalkan Peran untuk Tingkatkan Ekonomi
Terpisah, Forum Wartawan Ahlussunah Wal Jamaah (Forwaja) Jawa Timur mengutuk aksi kekerasan terhadap dua aktivis petani Salim Kancil dan Tosan di Desa Selok Awar awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang. Forwaja meminta aparat penegak hukum harus tegas dan transparan dalam menuntaskan kasus tersebut. Termasuk dugaan keterlibatan anggota Dewan.
"Jangan sampai kejadiaan seperti Salim Kancil dan Tosan menimpa para awak media yang kritis. Aktivis dan wartawan sama-sama menyuarakan kebenaran. Sayangnya, mereka juga sering berhadap-hadapan dengan kalangan preman," ujar Riko, ketua Forwaja.
Ia juga mendesak kepada aparat kepolisian mengusut tuntas kasus tersebut. Terlebih lagi, kasus pembantaian Salim Kancil dn Tosan ini menarik perhatian nasional. Mengusut tuntas artinya tidak hanya menangkap gerombolan pembantai Salim Kancil dan Tosan. Aparat penegak hukum harus secepatnya menangkap otak di balik pembantaian dua aktivis itu.
Baca Juga: Reses, Ketua DPRD Jatim Serap Aspirasi Masyarakat di Griya Bakti Prapen Indah
"Sampai saat ini masih belum menangkap siapa aktor intelektual. Saya yakin gerakan itu ada yang mengerahkan dan kaitannya dengan kepentingan tambang pasir ilegal. Apalagi ini menyangkut uang yang jumlahnya tidak sedikit,"pungkasnya. (mdr/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News