JAKARTA , BANGSAONLINE.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) berpesan agar Islam di Indonesia menjadi contoh negara-negara lainnya. Pesan JK itu disampaikan saat menerima KHA Hasyim Muzadi sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) International Conference of Islamic Scholars (ICIS) di Istana Wapres, Senin (26/11/2015).
"Beliau (JK) menganggap ide ini (ICIS) sangat bagus dan memang momentumnya tepat. Menurut beliau setelah dia berkunjung ke mana-mana itu kesannya adalah Islam di Indonesia adalah rukun, bisa damai," ujar Kiai Hasyim Muzadi di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.
Baca Juga: Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan
Saat diterima Wapres JK, Kiai Hasyim Muzadi didampingi Prof Dr Mudjia Rahardjo, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang dan KH Habib Lutfi Bin Yahya, Rais Am Jam’iyyah Ahlu at-Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah (Jatman).
”Jadi ICIS akan mempelopori konsolidasi isu keagamaan global dengan frame tasawuf (sufi) dan Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja),” kata Kiai Hasyim Muzadi kepada BANGSAONLINE.com, Senin (26/11/2015).
Menurut Kiai Hasyim, meski ada gejolak di beberapa wilayah, tetapi secara umum, JK mengatakan kondisi Indonesia relatif stabil. "Itu yang digelorakan. Wapres dukung sekali rencana itu," ujar Kiai Hasyim Muzadi yang pengasuh pesantren al-Hikam Malang Jawa Timur dan Depok Jawa Barat.
Baca Juga: Kembangkan Kewirausahaan di Lingkungan NU, Kementerian BUMN Teken MoU dengan PBNU
Konferensi Islam yang digelar ICIS ini untuk keempat kalinya. Rencananya konferensi Islam yang mengundang para tokoh dan intelektul muslim dari berbagai negara ini digelar di UIN di Malang, Jawa Timur. Tujuan utama pelaksanaan acara ini adalah menggelorakan isu-isu soal keislaman yang berwawasan sufisme dan paham Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja).
"Dunia sekarang sedang melihat Indonesia yang keberagamannya cukup tinggi tapi damai, dan kita beri contoh ke dunia bahwa Islam di Indonesia adalah Islam yang ramah," jelasnya.
"Tentu kita akan tunjukkan bahwa Islam itu ramah. Islam itu peaceful dan lewat forum ini duduk bersama para intelektual dan ahli tarekat. Fokus pada mendekatkan negara pada agama," kata Hasyim Muzadi yang mantan ketua umum PBNU dua periode.
Baca Juga: Konflik Baru Cak Imin, Istri Said Aqil Mundur dari PKB, Akibat Khianat saat Muktamar NU?
Sementara Rektor UIN Malang Mudjia Rahardjo menambahkan bahwa konferensi Islam yang digelar ICIS ini bekerjasama dengan pihak Jerman dan Departemen Luar Negeri (Deplu). Titik tekannya adalah untuk menyosialisasikan Islam ramah. "Menggelorakan kepada dunia tentang Islam ramah yang kita miliki. Sebab, saat ini dunia sebagian sedang bergejolak dan pergolakan itu muncul atau berangkat dari isu-isu agama," kata Mudjia Rahardjo di Kantor Wakil Presiden Jakarta.
Dalam konferensi internasional nantinya akan digelar forum yang membahas perkembangan Islam damai di Indonesia.
"Melalui forum ini, duduk bersama antara scholars, intelektual, lalu para ahli-ahli torikot dan ICIS yang selama ini sudah berjuang lewat konferensi-konferensi. Ini yang keempat, yang kalau ICIS lebih fokus pada mendekatkan negara dengan agama, hubungan antara agama dengan negara," tutur dia.
Baca Juga: Emil Dardak Dukung Muktamar NU ke-35 di Surabaya
Menurut dia, Wapres menyambut positif konferensi Islam yang digelar ICIS ini. Acara bertaraf internasional ini rencananya akan dibuka Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan ditutup Wapres JK. Selain dua pimpinan Indonesia ini, juga bakal hadir Sultan Hassanal Bolkiah Brunei Darussalam dan mantan Perdana Menteri Malaysia Ahmad Badawi. Begitu juga para menteri RI seperti Menteri Luar Negeri Retno Lestari Marsudi, Kepala BIN Sutiyoso dan para menteri lainnya. (ma)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News