PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Aksi demonstrasi menuntut perbaikan sistem dan program pengembangan fasilitas kampus yang dilakukan ratusan mahasiswa STAIN Pamekasan, berlangsung anarkis, Rabu (28/10) kemarin.
Bahkan mahasiswa yang mengatasnamakan Gerakan Keluarga Besar Mahasiswa Membangun STAIN Pamekasan, justru merusak sejumlah fasilitas ruang rektorat yang tidak lain merupakan aset negara.
Baca Juga: Menantu Tega Tusuk Mertua di Pamekasan
Pengerusakan dilakukan mahasiswa yang notabene insan akademis di kampus berbasis Islam, saat mereka menggelar sweeping mencari pimpinan kampus, Taufiqurrahman yang tidak kunjung menemui mereka saat berorasi di depan depan gedung rektorat.
Ironisnya, hal itu dilakukan saat tiga perwakilan dari pimpinan kampus. Masing-masing Achmad Mulyadi (pembantu ketua II), Achmad Muhlis (pembantu ketua II) dan Atiqullah (pembantu ketua III) menemui para mahasiswa. Ketiganya malah ditolak bahkan diusir untuk kembali ke ruangan, sebab massa hanya ingin ditemui oleh pimpinan tertinggi STAIN Pamekasan.
Sesaat kemudian, massa mulai beringas dan mendobrak masuk ke ruang rektorat. Mereka melakukan sweeping mencari pimpinan kampus, bahkan sejumlah pegawai yang ada di dalam ruangan diusir dari ruang rektorat.
Baca Juga: Satu dari Dua Pelaku Curanmor di Kecamatan Kota Diringkus Satreskrim Polres Pamekasan
Gagal menemui pimpinan, massa mulai bersikap arogan dan menyingkirkan sejumlah fasilitas di dalam ruang rektorat. Bahkan pintu masuk yang terbuat dari kaca dipecahkan, yang akhirnya mereka menyegel pintu masuk ruang rektorat.
Pimpinan STAIN Pamekasan, sangat menyayangkan sikap dan arogansi mahasiswa. "Kami memang tidak menginginkan mahasiswa melakukan aksi anarkis dan pengrusakan fasilitas ini," kata Achmad Muhlis, Pembantu Ketua II STAIN Pamekasan.
Bahkan pihaknya juga menegaskan untuk mengusut tuntas persoalan tersebut, tentunya melalui aturan dan perundang-undangan yang berlaku. "Ini akan kami usut tuntas, baik melalui kode etik kampus maupun pihak kepolisian," tegasnya.
Baca Juga: Polres Tanjung Perak Amankan Eks Anggota DPRD Bangkalan atas Dugaan Kepemilikan Sabu
"Menyampaikan aspirasi memang hak mereka, tapi kalau merusak fasilitas negara beda lagi persoalannya," ungkapnya.
Saat disinggung soal keberadaan Ketua STAIN Pamekasan, Taufiqurrahman yang diinginkan mahasiswa untuk menemui mereka, pihaknya menegaskan bila pimpinan kampus sedang ada kegiatan di luar kampus. "Kebetulan ketua STAIN tidak ada di kantor, jadi kami menemui mahasiswa karena merasa sebagai pimpinan," jelasnya. (rit/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News