MUI Jatim: Gafatar Mengikis Aqidah dengan Bungkus Aktivitas Sosial

MUI Jatim: Gafatar Mengikis Aqidah dengan Bungkus Aktivitas Sosial KH Abdussomad Bukhori.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gerakan Fajar Nusantaran (Gafatar) dianggap memiliki kolerasi dengan aliran yang difatwa sesat Negara Islam Indonesia (NII) KW9. Hal ini diketahui dari pola-pola rekrutmen anggota sehingga banyak berita warga yang hilang dan diduga bergabung dengan Gafatar.

(Baca juga: -menyebar-di-jawa-timur-mahasiswa-pens-its-menghilang" style="background-color: initial;">Aliran Gafatar Menyebar di Jawa Timur, Mahasiswa PENS ITS Menghilang)

Baca Juga: Ini Kesibukan Eks Gafatar Sumenep Sekarang

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, KH Abdussomad Bukhori mengatakan disebut ada kolerasinya dengan NII KW9 karena pola-pola rekrutmentnya mirip. Sasarannya adalah anak-anak muda intelektual namun sangat dangkal pemahamannya terkait agama Islam.

"Gafatar membungkusnya dengan aktivitas sosial. Namun di balik itu ada upaya mengikis aqidah. Orang diajak kembali ke agama Ibrahim. Nanti kan ujung-ujungnya enggak salat dan pasti menyimpang dari ajaran agama Islam dengan rukun Islam ada lima itu," jelas Abdussomad, Selasa (12/1/2016).

Kemudian, kata dia, pola anak-anak muda yang mengambil harta orang tua untuk pembiayaan kelompok ini, seperti dengan pola-pola yang dilakukan oleh NII KW9.

Baca Juga: Lagi, 10 Eks Anggota Gafatar asal Bojonegoro Dipulangkan

"Menkumham sendiri telah menolak Gafatar. MUI Jawa Timur juga sedang menelaah keberadaannya di Jawa Timur," ujarnya.

Lebih jauh ia menjelaskan, setidaknya MUI Pusat telah membuat 10 kriteria terhadap kelompok atau ormas yang bisa difatwa sesat.

"Di antaranya mengakui ada Nabi setelah Nabi Muhammad, mengkafirkan orang lain dan memaknai ayat-ayat Alquran seenaknya," katanya.

Baca Juga: Tujuh eks Anggota Gafatar Asal Terate Gresik Pulang ke Rumah

Menurut dia, MUI Jatim pernah menerima laporan dari seorang perempuan mengaku suaminya bergabung dengan Gafatar. Suami perempuan itu kemudian tidak aktif lagi beribadah. Bahkan, perempuan itu pernah disebut murtad karena tidak se-aliran dengan sang suami.

Sementara dari Yogyakarta dilaporkan ditemukan sejumlah dokumen yang dituliskan pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Dokumen itu ditemukan di sebuah rumah di Dusun Kadisoka, RT 2 RW 1, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Arsip itu sudah tampak lusuh karena tidak terawat.

Sejumlah dokumen itu ternyata berisi formulir pernyataan kesanggupan calon pengikut program eksodus DPD Gafatar DI Yogyakarta. Isinya adalah formulir pernyataan kesanggupan mengikuti program eksodus DPD Gafatar DIY. Adapun catatan itu berisikan sejumlah kegiatan mereka dan peran dari ormas tersebut.

Baca Juga: Satu Keluarga Eks Gafatar di Nganjuk Ditolak Warga

(Baca juga: -pns-pemprov-jatim-juga-menghilang" style="background-color: initial;">Diduga Ikut Gafatar, PNS Pemprov Jatim juga Menghilang)

Salah satu yang menarik adalah catatan tangan yang diduga dituliskan oleh salah satu pengikut Gafatar. Berikut beberapa catatan di sebuah book note yang ditulis menggunakan pulpen warna biru.

"Di luaran sana setinggi apapun pangkat, sekaya apapun mereka, sepintar dan sehebat apapun mereka, tetap di mata Tuhan, mereka adalah orang yang terlaknat. Berbeda dengan kita yang di dalam, semiskin apapun kita. Sesederhana apapun kita, kita tetap istimewa di mata Tuhan," tulis seorang pengikut Gafatar.

Baca Juga: Mantan Anggota Gafatar di Trenggalek Merasa Ditipu, ini Ceritanya

Menurut dia, apa yang selama ini dilakukan adalah ajaran dari Milah Abraham. "Apa yang selama ini kita lakukan, adalah buah dari ajaran Milah Abraham," tulis di buku catatan tersebut.

‎Sementara fase ke tiga di catatan dalam dokumen tersebut tertulis dengan kalimat yang lebih kritis. Yang intinya tidak perlu berpikir macam-macam dan bukan lagi saatnya mempertanyakan tentang keyakinan atau program.

"Sekarang ini masalah praktek. Tidak ada tawar menawar. Di sini bukti ketaatan dan ketunduk patuhan akan kelihatan," tulisnya.

Baca Juga: Usai Bersyahadat, Eks Anggota Gafatar Malang Dipulangkan

Dalam catatan itu juga dibumbukan bahwa saatnya manusia bergerak, dan tidak boleh memperdebatkan apa yang sudah diajarkan dalam Gafatar.

"Kita dialihkan pimpinan kita, harus siap. Bukan lagi masih berpikir dan menganisa. Pada 2001- 2015 sudah dilewati fase pertama dan kedua," tandasnya.

Selain itu juga tertulis mengenai pengumpulan harta untuk perjuangan.

Baca Juga: Diwarnai Tangis Haru, Anggota Eks Gafatar asal Jombang Akhirnya Pulang ke Rumah

"Hal-hal pengumpulan harta sudah diingatkan dalam firman Tuhan. Orang-orang kafir menafkahkan harta untuk menghadapi kita dijalan Tuhan. Secara kualitas kita harus 10 kali lipat (dapat harta) dari orang-orang luar," katanya.

(Baca juga: -sesat-jelmaan-ajaran-nabi-palsu-ahmad-mushadeq" style="background-color: initial;">MUI Yogya: Gafatar Sesat, Jelmaan Ajaran Nabi Palsu Ahmad Mushadeq)

Menurut dia, disiplin menjadi sesuatu yang tidak bisa ditawar. Perilaku ini sudah tidak pantas melakukan persaksian. "Dari fase ke fase pasti akan ada orang tersingkirkan. Akan ada seleksi Tuhan," tandasnya.

Baca Juga: Bupati Suyoto Minta Warga Tak Kucilkan Eks Anggota Gafatar

Selain itu, dalam catatan itu disebutkan tentang putus komunikasi dengan pihak keluarga jika telah masuk dalam organisasi yang dilarang pemerintah tersebut. "Putus komunikasi dengan pihak luar (saudara, bapak dan ibu)‎," tulisnya.

‎Sebelumnya, Ketua RT 02 RW 1 Dusun Kadisoka Dwi Sutarmanto mengungkapkan, penyewa rumah tersebut bernama Dedy Setyawan dan Sutanto. Keduanya mengontrak rumah tersebut sekitar tiga tahun lalu. "Awalnya hanya dua orang. Saya ditanya sama warga yang izin dua orang kok yang di sana banyak," katanya.

Sering kali aktivitas dilakukkan di rumah tersebut namun tertutup bagi masyarakat sekitar. "Tapi ya itu, memang enggak bergaul sama warga," katanya.

Sumber: okezone.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO