JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Dr KH Said Aqil Siraj terus membantah soal PBNU bekerjasama dengan Universitas Al Musthafa Al-Alamiyah Qom Iran. Bahkan ketika jadi pembicara dalam seminar di Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan Jawa Timur ia mengatakan bahwa dirinya tak pernah menandatangani MOU dengan Universitas Al Musthafa Al Alamiyah Qom Iran. Menurut dia, tandatangan yang tertera dalam MOU tersebut bukan tandatangan dirinya.
Namun di tengah gencarnya Said Aqil membantah, ternyata kini ditemukan lagi dokumen foto yang diduga sebagai prosesi penandatangan MOU PBNU dengan Universitas Al Musthafa Al-Alamiyah Qom Iran. Dalam foto itu tampak Said Aqil bersama petinggi Universitas Al Musthafa Al-Alamiyah Qom Iran.
Baca Juga: Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan
(Baca: Diserang Warga NU karena Bela Syiah, Said Aqil malah Kambinghitamkan Hasyim Muzadi)
Selain itu Ketua Umum Pengurus Pusat Jamiyatul Qurro wal Huffadz NU Dr. KH. A. Muhaimin Zen, MA mengakui kalau ke Iran secara berombongan bersama Said Aqil. ”Saya ke Iran dengan 12 orang. Di antaranya istri saya, PWJQH dari Jawa Timur, PWJQH dari Sumatera Utara. Ada Pak Mubarok (Ketua Partai Demokrat-red), dan Pak Aqil Sirajd. Saya ajak Pak Mubarok karena dia dulu orang yang dekat dengan SBY (Presiden RI ke-6-Red). Dari Pak Mubarok kita semua dapat tiket gratis untuk pergi ke Iran,” kata Kiai Muhaimin Zen dalam rekaman video yang diterima bangsaonline.com. Rekaman itu dilakukan anak-anak muda NU tiga hari yang lalu.
Menurut dia, di Iran rombongan Said Aqil selama 10 hari. ”Dan tuan rumahnya Ali Reza Aarafi (Rektor Jamiah Al-Musthafa Al-Alamiyah ). Dari situ saya keliling ke sana kemari bahkan saya diterima di DPR yang mengurusi Al-Qur’an. MoU itu konsepnya dari kami JQH tapi khusus tentang Al-Qur’an saja, tidak menyangkut tentang perbedaan sunni dan syiah, seperti ubudiah, akidahnya dan lain-lain,” katanya.
Baca Juga: Kembangkan Kewirausahaan di Lingkungan NU, Kementerian BUMN Teken MoU dengan PBNU
Lalu siapa yang tandatangan MoU itu? ”Yang tanda tangan pada MoU adalah Pak Said Aqil Siradj meskipun MoU yang merancang kami. Saya tidak tanda tangan karena saya tidak selevel dengan Ali Reza Aarafi yang sekelas rektor internasional. Maka Ali Reza Aarafi minta agar Said Aqil yang tanda tangan. Tapi MoU itu untuk kami, untuk JQH, tapi akhirnya dibatalkan,” katanya sembari menunjukkan dokomen MOU tersebut.
Juru rekam video yang diterima bangsaonline.com kemudian memotret MoU tersebut. Ternyata MoU itu persis dengan dokumen MoU yang ditemukan KH Kholil Navis di Universitas Al Musthafa Al-Alamiyah Qom Iran yang dimuat bangsaonline.com sebelumnya.
(Baca: Genap 4 tahun, Syech Ali Akbar Minta MoU PBNU-Universitas di Kota Syiah Iran Dicabut)
Baca Juga: Konflik Baru Cak Imin, Istri Said Aqil Mundur dari PKB, Akibat Khianat saat Muktamar NU?
Kiai Muhamin Zen mengaku bahwa beberapa bulan kemudian dipanggil oleh Katib Am Syuriah PBNU KH Dr Malik Madani. Saat itulah dirinya disidang. ”Ada yang lain juga Pak Mustofa Ya’qub, Pak Masdar Farid, Pak Qolyubi, Pak Isom dari Lampung, dan Pak Mahasin. Saya disidang denga PWJQH Sumatera Utara. Saya disidang dengan banyak pertanyaan. Di situ saya diminta untuk membatalkan MoU dengan Iran. Kiai Madani menjelaskan kalau NU tidak bisa kerjasama dengan Iran,” katanya sembari mengatakan bahwa MoU itu dibatalkan.
Tapi meski dalam sidang PBNU itu dibatalkan, ternyata Said Aqil tak pernah membatalkan. Bahkan Said Aqil selalu membantah menandatangani MoU tersebut.
Baca Juga: Emil Dardak Dukung Muktamar NU ke-35 di Surabaya
(Inilah foto-foto KH Said Aqil Siradj bersama rombongan saat di Qom Iran bersama petinggi Universitas Al Musthafa Al-Alamiyah Qom Iran)
Selain penjelasan di video yang direkam anak-anak muda NU itu, Kiai Muhaimin Zen juga mengeluarkan klarifikasi tentang pengiriman mahasiswa ke Iran. Namun dalam klarifikasi resmi itu agak berbeda dengan rekaman video yang dilakukan anak-anak muda NU.
Seperti diberitakan, terbongkarnya kerjasama PBNU dengan dengan Universitas Al Musthafa Al-Alamiyah Qom Iran ini berawal dari temuan KH. Kholil Nafis, PhD yang saat itu menjabat Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PBNU. Kiai asal Madura inilah yang menemukan dokumen MoU tersebut ketika di Iran.
Baca Juga: Satu Abad Nahdlatul Ulama, Eri Cahyadi Ingin Surabaya jadi Tuan Rumah Muktamar NU ke-35
”Ya, betul. Dalam rapat Syuriah (PBNU) saat itu Said Aqil menyangkal (melakukan MoU),” kata Kiai Kholil Nafis yang sehari-harinya mengajar ekonomi syariah di Universitas Indonesia (UI) kepada BANGSAONLINE.com, Kamis (8/11/2015). Said Aqil dengan meyakinkan di depan para kiai tak mengakui kalau ia telah menandatangani MoU.
Namun tak lama berselang Kiai Kholil Nafis pergi ke Iran dalam rangka tugas akademik dari UI. Ketika ia berkunjung ke Jami’ah Al-Musthafa Al-Alamiyah Qom Iran itulah ia menemukan dokumen kerjasama yang ditandatangan Prof Dr Said Aqil Siradj, MA selaku ketua umum PBNU dan Prof Dr Ali Reza Aarafi selaku Direktur Utama Jami’ah Almusthafa Al Alamiyah. Dokumen itu berisi kerjasama di bidang pendidikan, riset dan kebudayaan bertanggal 27 Oktober 2011 yang dibuat dalam dua bahasa, Persia dan Indonesia. (tim)
(Baca: KH Cholil Nafis: Said Aqil Kerjasama dengan Kampus Syiah di Iran)
Baca Juga: Muktamar NU, Yahya Staquf, Birahi Politik, dan Sandal Tertukar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News