JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Pemkab Jombang merilis jumlah penderita DBD selama Januari 2016 sebanyak 235 orang. Padahal, data di 2 rumah sakit menunjukkan jumlah penderita DBD sepanjang Januari mencapai 435 orang.
Hal ini tentu menimbulkan kecurigaan. Sebab, selisihnya mencapai 200 lebih penderita. Ditengarai, hal ini sengaja dilakukan Pemkab Jombang untuk menghindari status kejadian luar biasa (KLB).
BACA JUGA:
- Hari Pers Nasional 2024, Pj Bupati Jombang Raih Penghargaan Creative Regional Head dari PWI Jatim
- Seleksi Pejabat Pemkab Jombang, Pj Bupati Sugiat Inginkan Rekrut yang Tulus Mengabdi
- Sidak ke Afco, Pj Bupati Jombang Janji Fasilitasi Pengurusan Izin UMKM
- Sambut Ramadan, Pemkab Jombang Gelar Tradisi Grebek Apem
Hasil pantauan di lapangan, pasien DBD paling besar dirawat di RSUD Jombang dan RSK Mojowarno.
Kabag Umum RSK Mojowarno Sunu Hastuti mengatakan, sepanjang Januari 2016, jumlah penderita DBD yang dirawat mencapai 215 orang. Ratusan pasien itu merupakan rujukan dari beberapa puskesmas di Mojowarno dan sekitarnya. Seperti dari Puskesmas Bareng, Cukir, Mojoagung, dan Wonosalam.
"Angka ini sudah kami laporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang. Kasus DBD setiap hari langsung kami laporkan," kata Hastuti kepada wartawan, Selasa (2/2/2016).
Sementara Direktur RSUD Jombang dr Pudji Umbaran juga merilis jumlah penderita DBD yang dirawat sepanjang Januari 2016 mencapai 220 orang. Dia juga menegaskan jika kasus DBD tersebut sudah dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang.
"Sampai akhir Januari ini kita rawat 220 penderita DBD. Sudah kami sampaikan ke Dinas Kesehatan Jombang," ujarnya.