Kalijodo, Bisnis Geliat Malam Beromzet Puluhan Juta per Malam

Kalijodo, Bisnis Geliat Malam Beromzet Puluhan Juta per Malam Suasana kawasan Kalijodo saat malam hari. foto: rmol

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Nama Kalijodo yang terletak di Kelurahan Penjagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara dengan jumlah penduduk sekitar 3.338 orang, terdiri dari satu RW dan 9 RT mendadak dalam beberapa hari ini, menghiasi pemberitaan di media televisi, cetak dan online. Tak hanya itu, sampai dengan awal Maret 2016, kawasan Kalijodo masih akan jadi perbincangan, perdebatan berbagai pihak sampai eksekusi yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta. Apakah berujung tanpa perlawanan warga atau sebaliknya terjadi kerusuhan dengan adanya perlawanan warga.

Padahal, bisnis dunia malam di kawasan Ibukota ini, sejatinya sudah ada sejak 200 tahun lalu sebagai tempat "hiburan malam" yang terdapat sekitar 190 orang pekerja sex komersil (PSK) tetap dan 490 PSK yang mangkal bagi mereka para pencari pemuas sesaat. Tak tanggung-tanggung, dengan omzet per malam sekitar puluhan juta mengalir di kawasan tersebut, mulai dari pemilik tempat hiburan, warga sekitar yang ikut hidup serta penyedia jasa kenikmatan atau PSK.

Baca Juga: Polresta Jakarta Utara Tolak Penangguhan Penahanan Daeng Azis

Berdasarkan pengakuan salah seorang warga sepuh yang tidak mau disebut namanya, ia menuturkan bahwa di Kalijodo, dari sekitar 90 cafe dan tempat hiburan malam, penghasilan atau pemasukan yang diperoleh per malam sebesar Rp 500.000.

Jika ditotal pemasukan setiap malam cafe dan hiburan di kawasan lokalisasi ini mencapai Rp 30 juta.

Bapak separuh baya ini mengakui telah tinggal di kawasan sejak 22 tahun yang lalu. Ia tak canggung mengaku ikut menikmati hasil dari kehidupan malam di lokasi tersebut. "Mau kerja apa lagi kalau nanti digusur, ga munafik mas saya ikut kecipratan dari yang begituan," ujarnya kepada BANGSAONLINE, Jum'at (19/2) dini hari.

Baca Juga: Pengembang Berebut Bangun Taman Kalijodo, Ahok: Syaratnya Sungai Jelangkeng harus jadi Bening

Ditambahkannya, setiap pengunjung yang datang ke lokasi Kalijodod uang parkir yang dipungut sebesar Rp 5 ribu untuk motor dan mobil sebesar Rp 15-30 ribu. Lantas berapa tarif para pencari cinta satu malam dari penyedia jasa lendir tersebut?. Menurut pria yang sudah memiliki 3 anak itu, harga perempuan yang biasa dipakai pelanggan mulai dari Rp 150-500 ribu, bahkan bisa lebih jika ada pendatang baru yang lebih cantik.

Seperti diketahui, saat ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberi waktu selama 11 hari atau sampai 29 Februari 2016 bagi Warga Kalijodo untuk mengosongkan atau membongkar sendiri bangunannya.

Hal tersebut tercantum dalam surat peringatan pertama, pada Kamis, (18/2) kemudian disusul surat peringatan yang kedua, yakni selama tiga hari warga harus segera mengosongkan. Hingga pada akhirnya surat peringatan ketiga yang memberi tenggan masa waktu selama satu hari. Jika tetap tidak digubris, Pemprov DKI yang dibackup aparat Kepolisian dan TNI akan mengeksekusi kawasan tersebut yang menurut rencana akan dijadikan ruang terbuk hijau (RTH).

Baca Juga: Masjid Al Mubarokah Kalijodo Akhirnya Ikut Dibongkar

Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti, Kamis (18/2) malam sekitar pukul 21.35 WIB melakukan Cipta Kondisi. Ia tampak mendatangi kawasan Kalijodo, dengan ditemani puluhan anak buahnya yang bersenjata lengkap.

Mantan Kapolsek Penjaringan, Jakarta Utara ini mengaku hanya jalan-jalan menyusuri kawasan tersebut. Krishna juga mengaku masih ingat betul detik-detik dirinya ditodong sepucuk pistol oleh "penguasa" kawasan Kalijodo pada 2002 silam.

"Jadi nostalgia nih, dulu gak kaya sekarang lebih serem, kan aman bukan, cafe juga sudah banyak yang tutup, mudah-mudahan kondisi ini sampai nanti penggusuran tetap aman," kata Krishna kepada awak media di Kalijodo. (jkt1/rev)

Baca Juga: Seperti ini Konsep Pembangunan RTH Eks Kalijodo yang Disiapkan Ahok

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO