GRESIK, BANGSAONLINE.com - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (Perseroan) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan di Jakarta, kemarin.
Agenda rapat antara lain menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan Tahun Buku 2015 untuk dividen sebesar Rp 1,81 triliun atau 40 persen dari laba yang dapat distribusikan kepada pemilik entitas sebesar Rp 4,52 triliun.
Baca Juga: Majukan UMKM Binaan, SIG Pabrik Tuban Ajak Kolaborasi Anak Usaha
Nilai dividen Tahun Buku 2015 yang dibagikan kepada Pemegang Saham tersebut setara dengan Rp 304,91 per lembar saham. Rapat juga menyetujui sisa laba bersih sebesar 60% atau Rp 2,71 triliun dialokasikan sebagai cadangan.
Rapat juga memutuskan hal-hal antara lain, menyetujui laporan tahunan mengenai keadaan dan jalannya Perseroan selama Tahun Buku 2015, termasuk Laporan Pelaksanaan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris serta pengesahan Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2015.
Sementara Pada tahun 2015, konsumsi semen di Indonesia tercatat sebesar 61 juta ton atau mengalami pertumbuhan 0,9 persen dari tahun 2014 sebesar 59,91 juta ton. Volume penjualan Perseroan (termasuk Thang Long Cement, Vietnam) meningkat 0,6 persen dibandingkan 2014 menjadi 28,7 juta ton.
Baca Juga: Tujuh Rumah tak Layak Huni di Tuban Direnovasi UPZ SIG
Di pasar domestik, volume penjualan Perseroan sebesar 26,1 juta ton dengan penguasaan pangsa pasar 43 persen.
Sedangkan untuk kinerja Triwulan I/2016, Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 6,02 triliun, turun sekitar 5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 6,34 triliun.
Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh turunnya total volume penjualan menjadi 6,56 juta ton, atau turun 0,9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,61 juta ton serta tekanan harga jual sebagai akibat dari naiknya tingkat persaingan di pasar domestik.
Baca Juga: SIG Pamerkan Aplikasi Semen Hijau dan Solusi Beton Berkelanjutan di IKN
Laba bersih Triwulan 1/2016 tercatat sebesar Rp1,03 triliun, turun sekitar 13% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,19 triliun.
Kendati demikian, melalui berbagai upaya efisiensi, Perseroan berhasil menurunkan Beban Pokok Penjualan sebesar 5,0 persen atau menjadi Rp3,60 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,78 triliun.
Pada tahun 2016, persaingan industri semen dalam negeri semakin meningkat dengan telah mulai beroperasinya pabrik-pabrik semen terintegrasi milik para pemain baru di Indonesia, baik pemain global maupun swasta nasional.
Baca Juga: Baznas Tuban Terima Dana Zakat dari UPZ SIG Pabrik Tuban Rp2,2 Miliar
Pasokan semen dalam negeri diperkirakan akan meningkat 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sementara dari sisi demand diperkirakan akan tumbuh 5 - 6 persen.
Sedangkan Proyek Perseroan saat ini Semen Indonesia sedang menyelesaikan pembangunan dua pabrik semen terintegrasi di Rembang, Jawa Tengah dan Indarung VI, Padang, Sumatera Barat dengan kapasitas masing-masing 3 juta ton per tahun.
Per 30 April 2016, perkembangan Proyek Pabrik Semen Indarung VI telah mencapai 89,32 persen dan Proyek Pabrik Semen Rembang telah mencapai 90,64 persen.
Baca Juga: 16 ABK Korban Terbakarnya MV Noah Satu Mendapat Bantuan Tali Asih dari PT SIG Tuban
Kedua proyek tersebut ditargetkan akan beroperasi pada akhir tahun 2016. Dengan selesainya kedua pabrik baru tersebut, kapasitas perseroan meningkat menjadi 37,8 juta ton.
Semen Indonesia juga telah memulai pembangunan Pabrik Semen di Aceh, melalui PT Semen Indonesia Aceh, yang merupakan Perusahaan Patungan (Joint Venture Company) antara Semen Indonesia dan PT Samana Citra Agung.
Proyek pembangunan pabrik Semen Indonesia Aceh direncanakan memiliki kapasitas 3 juta ton semen per tahun yang berkedudukan di Kecamatan Batee dan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh.
Baca Juga: Lestarikan Songket Silungkang, Semen Padang Kembangkan Wisata Kampung Songket di Sawahlunto
Selain melaksanakan proyek pembangunan pabrik baru, Perseroan kini juga sedang menyelesaikan pembangunan proyek Waste Heat Recovery Power Generator (WHRPG) di pabrik Tuban dengan kapasitas 30,6 MW.
Pembangunan pembangkit listrik tenaga gas buang ini telah mencapai 70 persen, dan diharapkan mulai operasi pada akhir 2016.
Dengan selesainya pembangunan WHRPG, Perseroan bisa menghemat biaya operasional listrik sebesar Rp120 miliar/tahun. (hud)
Baca Juga: Salurkan 38 Hewan Kurban, SIG Pabrik Tuban Pastikan Kesehatan Sapi Terjamin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News