KH Afifuddin Muhajir: Pemikiran Said Aqil Merusak NU, Imam al-Ghazali Dicap Batil

KH Afifuddin Muhajir: Pemikiran Said Aqil Merusak NU, Imam al-Ghazali Dicap Batil

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Para kiai -terutama pengasuh pondok pesantren- kembali digegerkan pemikiran Prof Dr KH Sirodj yang menghukumi Imam al-Junaid al-Baghdadi dan Imam al-Ghazali sesat, rusak dan jauh dari Sunnah Nabi Muhamad SAW.

Pemikiran Kang Said –panggilan – itu tertuang dalam disertasinya saat meraih gelar doktor di Universitas Ummul Quro Makkah. Pemikiran Kang Said ini dianggap bertentangan dengan Qanun Asasi yang dibuat Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari sebagai pendiri Nahdlatul Ulama (NU).

Baca Juga: Rais Aam PBNU Ngunduh Mantu dengan Pemangku Pendidikan Elit dan Tim Ahli Senior di BNPT

KH Afifuddin Muhajir, salah seorang pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo Jawa Timur semula mengaku tak percaya Kang Said punya pandangan seperti itu.

”Ketika ada orang bercerita bahwa Kiai Said punya pemikiran dan pandangan yang merendahkan dua imam tersebut (al-Junaid dan al-Ghazali-red) saya langsung tidak percaya dan menganggapnya fitnah dan sebuah kebohongan. Karena menurut yang saya tahu Kiai Said adalah pakar ilmu tasawuf yang alim, bermadzhab Asy’ari-Maturidy, bukan Salafy dan bukan Mu’tazily-Syi’iy serta kental dengan tradisi ke-NU-annya,” kata Kiai Afifuddin dalam WA yang diterima BANGSAONLINE.

”Tapi alangkah kaget ketika saya tahu bahwa apa yang saya anggap fitnah ternyata bukan fitnah, dan yang saya anggap kebohongan bukan kebohongan, karena ternyata apa yang dituduhkan itu benar-benar tersurat di dalam disertasi doktornya,” kata mantan Wakil Katib Syuriah itu.

Baca Juga: Hari Santri Nasional 2024, PCNU Gelar Drama Kolosal Resolusi Jihad di Tugu Pahlawan Surabaya

”Saya bukan hanya kaget, tapi juga cemas dengan masa depan NU yang didirikan oleh Hadratussyaikh Kiai Hasyim Asy’ari, karena pemikiran seperti itu berpotensi untuk meruntuhkan keyakinan umat nahdliyah terutama yang awam terhadap NU yang menjadi dua tokoh tersebut (Imam al-Junaid dan al-Ghazali-red) sebagai panutan di bidang tasawuf,” kata pengarang kitab Fathul Mujibul Qarib itu.

Kiai yang selalu bersahaya itu kemudian mencuplik salah satu pemikiran disertasi yang ditulis dalam bahasa Arab sebagai berikut: Maka al-Junaid – kendatipun berpegang teguh pada al-Qur’an dan al-Sunnah – sangat dipengaruhi oleh filsafat Plato yang penuh khurafat ketika ia menerapkannya dengan cerdik dalam menafsirkan ayat al-Mitsaq, Al-Junaid – untuk pertamakalinya – mampu mengungkapkan pendapatnya tentang tauhid dengan menggunakan ungkapan-ungkapan Platonis ketika mendefinisikan tauhidnya kaum khawash (hal.198).

Ia juga mengutip pemikiran Kang Said tentang Imam al-Ghazali sebagai berikut: ”Kendatipun demikian, pernyataan al-Ghazali di dalam kitab Ihya’ menyangkut persoalan tauhid adalah batal dan salah. Begitu pula pernyataannya di dalam kitabnya yang bernama Misykatul Anwar, sebagaimana akan tampak jelas nanti. Ini semua mendorong kaum shufi yang datang sesudahnya untuk berprilaku berlebihan dan keterlaluan, (ini terjadi), setelah al-Ghazali membuka pintunya lebar-lebar. (hal 290).”

Baca Juga: Ba'alawi dan Habib Luthfi Jangan Dijadikan Pengurus NU, Ini Alasan Prof Kiai Imam Ghazali

Padahal, menurut Kiai Afifuddin, penganut Ahlussunnah Wal-Jamaah selain ditopang oleh tampilnya arbabil aqwal wal-afkar, yakni para ulama yang pakar dalam berbagai bidang ilmu, juga disanggah oleh kehadiran arbabil ahwal, yakni kaum shufi yang memadukan antara ilmu dhahir dan ilmu batin.

“Di antara tokoh shufi yang menjadi panutan ialah Imam al-Junaid al-Baghdady dan Imam al-Ghazaly,” kata Kiai Afifuddin yang mantan ketua Lembaga Bahtsul Masail .

Al-Baghdady, kata Kiai Afifuddin, alim bisy-syariah, diakui sebagai pemuka kaum shufi, sedang al-Ghazali diakui sebagai manusia jenius yang berhasil membuat kaum failosof bertekuk lutut sehingga menyandang julukan Hujjatul Islam.

Baca Juga: Tembakan Gus Yahya pada Cak Imin Mengenai Ruang Kosong

Pernyataan Kiai Afifuddin ini sebenarnya hanya bagian kecil dari pemikiran Kang Said dalam disertasi doktornya yang menyesatkan para imam tasawuf.

Dalam buku “Sidogiri Menolak Pemikiran KH Siroj” tulisan Kang Said dalam disetasi doktornya itu banyak dikutip. Di antaranya Kang Said menulis begini: Kita memahami bahwa faktor yang menyebabkan al-Ghazali menyimpang adalah karena ia menjauh dari Sunnah Nabi serta jalan yang diikuti oleh umat dari kalangan salaf salih, yang berpegang pada petunjuk Nabi dan manhaj sunnah yang mulya. Hal itu disebabkan oleh pemikiran sesat para filsuf dimana al-Ghazali telah masuk ke dalamnya lalu tidak bisa keluar darinya sehingga hal itu menghalanginya dari kebenaran.

Kang Said juga menulis begini: Bersamaan dengan itu, pernyataan-pernyataan al-Ghazali dalam kitab Ihya’ yang berhubungan dengan tauhid merupakan pernyataan yang batil dan rusak. (tim)

Baca Juga: Respons Hotib Marzuki soal Polemik PKB-PBNU

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO