SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Sejumlah warga terdampak lumpur Lapindo menggelar doa dan aksi baca puisi di tanggul titik 21 di Desa Ketapang Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Senin (30/5).
Aksi ini dilakukan warga untuk memperingati 10 tahun semburan lumpur Lapindo, pada 29 Mei 2006 silam.
BACA JUGA:
- 17 Tahun Lumpur Lapindo, Korban Berharap Ada Bacapres yang Komitmen Membantu
- Berencana Bangun Pondok, Wakaf Tanah Keluarga Bakrie di Sidoarjo Ternyata Bermasalah
- Mengandung Logam Tanah Jarang, Begini Harapan Korban Lumpur Lapindo
- Sudah Siapkan Sembilan Program, Menteri KKP Setujui Pengembangan Pulau Lusi
Warga yang mengikuti aksi, berasal dari sejumlah desa yang terdampak luapan lumpur Lapindo, di antaranya desa Glagaharum Porong, Kedungbanteng Tanggulangin dan Desa Gempolsari Tanggulangin. Mereka menamakan diri Korban Lumpur Menggugat (KLM).
Kala aksi, warga juga melakukan tabur bunga di bibir tanggul. Di antara warga tampak berpayung untuk melindungi dari sengatan panas matahari.
"Di sini, 10 tahun lalu, warga berlumpur-lumpur. Anak kehilangan orang tua. Orang tua kehilangan anaknya. Suami kehilangan istri. Jangan sampai itu terulang lagi," cetus Dayat, salah satu warga berpuisi sekaligus berdoa.
Selain itu, warga juga berorasi menyatakan penolakan pengeboran sumur baru di dekat pemukiman karena masih trauma dengan terjadinya semburan lumpur 10 tahun silam. "Kita masih trauma dengan pengeboran. Kita ingatkan pemerintah agar tidak lakukan pengeboran," teriak Imam Dakhiri, salah satu koordinator KLM.
Aksi damai memperingati 10 tahun lumpur Lapindo ini dijaga sejumlah personel Polsek Tanggulangin dipimpin Kapolsek Tanggulangin Kompol Sirdi. Sejumlah petugas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) juga tampak memantau aksi tersebut. (sta/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News