Longsor Ponorogo, Kemensos Salurkan Bantuan Rp 1,34 Miliar

Longsor Ponorogo, Kemensos Salurkan Bantuan Rp 1,34 Miliar Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa menumpang sepeda motor untuk menjangkau lokasi longsor yang tidak bisa dilewati kendaraan roda empat.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kementerian Sosial menyalurkan bantuan sosial senilai Rp 1,34 Miliar bagi korban tanah longsor di Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Bantuan tersebut langsung diserahkan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat meninjau lokasi bencana.

Rinciannya, Rp 832 juta berupa bantuan logistik terdiri dari paket lauk pauk, family kit, food ware , selimut woll, matras, tenda gulung, tenda keluarga dan sandang paket. Sementara sisanya disiapkan untuk santunan ahli waris korban meninggal/hilang sejumlah masing-masing Rp 15 juta dan maksimal Rp 5 juta untuk korban luka.

Baca Juga: Gubernur dan Baznas Jatim Serahkan 22 Huntara hingga Beasiswa untuk Korban Longsor di Ponorogo

"Sesaat setelah kejadian, Taruna Siaga Bencana (TAGANA) langsung dikerahkan untuk membantu evakuasi," ungkap Khofifah, Minggu (2/4).

Tidak hanya dari wilayah Ponorogo, kata Khofifah, namun juga dari wilayah sekitar seperti Probolinggo, Trenggalek, Nganjuk, Pacitan, Magetan, Kabupaten Madiun dan Kota Madiun. Selain Tagana, juga dikerahkan anggota Kampung Siaga Bencana (KSB) Ngebel.

Diutarakan Khofifah, Tagana yang dikerahkan bertugas mendirikan sekaligus mengelola dapur umum lapangan guna memenuhi kebutuhan logistik korban bencana dan serta relawan.

Baca Juga: Gubernur Khofifah Salurkan Bantuan untuk Korban Tanah Longsor di Ngebel Ponorogo

Dari data sementara Kemensos, hingga kini masih ada 28 orang korban yang tertimbun, sementara yang berhasil selamat yaitu sebanyak 20 orang luka ringan dan tiga orang luka berat. Adapun jumlah rumah yang tertimbun material longsor sebanyak 32 rumah.

Nama korban hilang berdasar rilis yang dikeluarkan BPBD Ponorogo yaitu Litkusnin (Lk , 60), Bibit, (Pr, 55), Fitasari (Pr, 28), Arda, (Lk, 5 th), Janti (Pr, 50 th), Mujirah (Pr, 50 th), Purnomo (Lk, 26 th), Suyati (Pr, 40 th), Poniran (Lk, 45 th), Prapti (Pr, 35 th), Cikrak (Pr, 60 th), Misri (Pr, 27 th), Anaknya misri (Pr, 3 th), Sunadi (Lk, 47 th).

Korban lainnya Katemi (Pr, 70 th), Iwan (Lk, 30 th), Katemun (Lk, 55 th), Pujianto (Lk, 47 th), Siyam (Pr, 40 th), Nuryono (Lk, 17 th, Menik (Lk, 45 th), Kateno (Lk, 55 th), Muklas (Lk, 48 th), Jadi (Lk, 40 th), Suyono (Lk, 35 th), Suroso (Lk, 35 th), Tolu (Lk, 47 th), Situn (Pr, 45 tahun).

Baca Juga: Tanah Longsor Hantam Rumah Warga di Ponorogo

"Semoga seluruh korban hilang bisa diketemukan dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, kekuatan, dan kesabaran. Insya Allah seluruh korban mendapat tempat terbaik di sisi Allah," tuturnya.

Terpisah, Komisi E DPRD Jatim terus berkoordinasi dengan Muspida setempat terkait korban longsor di Kabupaten Ponorogo. Pasalnya, baru hari ini (Minggu 2/4) sejumlah alat berat bisa masuk guna mengevakuasi sejumlah korban yang tertimpa longsor.

Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Suli Da’im menjelaskan dirinya sudah berada di lokasi sejak awal terjadi bencana longsor. Kebetulan dirinya sedang mempersiapkan untuk melaksanakan reses di Kabupaten Ponorogo. Karena itu, begitu mendengar informasi ada longsor, Suli langsung meluncur ke lokasi.

Baca Juga: Diguyur Hujan Semalaman, Ponorogo Alami Banjir dan Tanah Longsor di 5 Kecamatan

Dari data yang ia terima, hingga tadi malam korban yang tertimbun longsor berjumlah 29 orang dan baru ditemukan 1 orang dan sudah dievakuasi. Sementara mereka yang selamat diingsikan di desa terdekat untuk mendapatkan bantuan.

"Kami terus melakukan koordinasi dengan pak Bupati dan Kapolsek setempat guna menekan tambahnya korban longsor. Ini karena tidak menutup kemungkinan adanya longsor susulan," tegas politisi anggota Dewan asal daerah pemilihan Jatim VII, yang di antaranya meliputi Kabupaten Ponorogo.

Diakuinya, saat ini tidak sedikit warga di sana yang mencoba kembali ke rumahnya untuk mengambil harta benda mereka yang dianggap berharga, namun semua sudah dikoordinasikan. Artinya tidak semua bisa kembali, hal ini semata-mata agar tidak ada korban akibat longsor susulan. Selain itu menghindari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Pasalnya, pasca berita longsor diwartakan, banyak masyarakat yang berbondong-bondong melihat.

Baca Juga: Akibat Tanah Longsor, 5 KK di Desa Tugurejo Ponorogo Mengungsi

"Jangan sampai mereka yang tadinya selamat malah menjadi korban karena kembali ke rumah. Sebab, longsor susulan bisa kembali terjadi. Nah hal ini yang perlu diantisipasi," tandas politisi PAN tersebut. (mdr/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO