SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Kebakaran hebat terjadi di Perumahan Puri Sampurno, Tanggulangin. Sebanyak tiga rumah di blok AA dilalap si jago merah, petang tadi, Selasa (20/6).
Kejadian itu tidak memakan korban jiwa. Hanya saja kerugian materil ditaksir mencapai Rp 600 juta. Empat unit mobil pemadam kebakaran (damkar) dikerahkan untuk menguasai kebakaran.
Baca Juga: Kios di Pasar Sepanjang Sidoarjo Terbakar, Tujuh Mobil Damkar Dikerahkan
Berdasarkan informasi, salah satu rumah yang terbakar adalah milik Setyowati (60). Kobaran api pertama kali diketahui Aji Setiawan alias Wawan sekitar pukul 17.30 WIB. Remaja berusia 13 tahun itu adalah cucu Setyowati. Wawan yang sehari-hari tidak tinggal di sana kebetulan ingin menumpang mandi.
Nah, ketika melangkahkan kaki ke kamar mandi, perhatiannya tertuju ke kamar neneknya. Wawan melihat percikan api kecil muncul di colokan kipas angin. Sejurus kemudian, api tersebut berubah menjadi besar. Wawan spontan ketakutan. Warga Desa Kalitengah, Tanggulangin, itu berlari keluar meminta pertolongan warga sekitar.
“Neneknya yang tinggal sendirian di rumah itu sedang jualan di pasar,” tutur Kapolsek Tanggulangin Kompol Sirdi.
Baca Juga: Rumah di Tropodo Waru Terbakar, Dua Mobil Damkar Dikerahkan
Massa yang sedang berbuka puasa lantas berhamburan keluar rumah. Mereka berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya. Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil. Nyala api justru semakin besar dan merembet ke dua rumah di sekitarnya.
Untungnya, puluhan petugas damkar tiba di lokasi beberapa saat kemudian. Mereka membasahi dinding dua rumah yang berbatasan dengan rumah titik awal kebakaran. Jadi, dua rumah tersebut tidak terlalu parah terbakar.
“Tidak ada korban jiwa. Api dapat dipadamkan pukul 18.30 WIB,” ujar perwira polisi dengan satu melati di pundak tersebut.
Baca Juga: Stan Terbakar, Pedagang Pasar Krian Terima Bantuan dari Pemkab Sidoarjo
Sirdi menjelaskan, bahwa penyebab pasti kebakaran belum bisa ditentukan. Namun, dugaan kuatnya mengarah kepada korsleting listrik seperti keterangan saksi. “Harus menunggu gelar perkara untuk memastikan penyebabnya,” paparnya.
Menurut dia, petugas tidak hanya meminta keterangan dari satu saksi. Beberapa warga juga dipanggil untuk menjelaskan kejadian itu. Disamping itu, petugas juga melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk mencari data penunjang. “Kipas angin yang diduga sebagai titik awal munculnya api juga kami amankan,” ungkapnya.
Kuncoro, salah seorang warga menerangkan, dua di antara tiga rumah yang terbakar merupakan milik Setyowati. Namun, status rumah satunya adalah dikontrakkan ke Aang Quraisin (32). Rumah lainnya adalah tempat tinggal Mustajab (44).
Baca Juga: Kronologi Kebakaran Motor di Sidoarjo
“Ibu Wati (Setyowati, Red) tinggal sendiri, anak-anaknya sudah bekeluarga dan punya rumah sendiri,” terang pria 50 tahun tersebut.
Setyowati merasa terpukul dengan peristiwa itu. Namun, ibu tiga anak tersebut mengaku tidak mau tenggelam dalam kesedihan yang berlarut-larut. “Namanya musibah tidak ada yang tahu datangnya kapan,” ucapnya berusaha tegar.
Dia mengungkapkan, tidak ada firasat apapun yang dirasakan sebelum kejadian. Beberapa jam sebelum kebakaran dia meninggalkan rumah untuk berjualan seperti biasa.
Baca Juga: Kebakaran Hebat Landa Pasar Krian, 400 Kios Terbakar
“Dagang ayam potong di pasar. Berangkat subuh pulang dzuhur. Nanti setelah ashar berangkat lagi pulang jam sepuluh malam,” kata perempuan yang memiliki lapak di Pasar Permata Tanggulangin itu.
Setyowati menuturkan, sehari sebelum terbakar, rumah juga masih sempat dibuat tahlilan dalam rangka seratus hari sejak suaminya meninggal. "Di sini tinggal sendiri, kadang-kadang anak dan cucu mampir berkunjung kalau ada waktu," ungkapnya. (cat/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News