BANGSAONLINE.com - Mathur Husyairi yang pernah tertembak di depan rumahnya di Bangkalan Madura lantaran keberaniannya mengungkap kasus-kasus korupsi, ternyata sudah sejak lama berkecimpung dalam lembaga-lembaga sosial maupun gerakan mahasiswa saat masih berstatus mahasiswa. Keberaniannya pun tak urung membuat keluarganya khawatir meski akhirnya menyadari jalan yang diambil Mathur benar walau penuh risiko.
Waktu jadi mahasiswa aktif di organisasi mahasiswa apa atau ada organisasi dan LSM yang menempanya?
BACA JUGA:
- Salurkan Dana Hibah ke 42 Lembaga Non Formal, Plt Bupati Bangkalan: Awas Banyak Oknum Bermain
- Korupsi Dana Hibah, Kejari Kota Pasuruan Ringkus Amin Suprayitno
- Demo Polres Pasuruan Kota, Puluhan Aktivis Desak APH Tangkap Aktor Utama Korupsi Banprov
- AJI Surabaya: Bukan Rahasia Lagi Anggota Dewan Punya Bisnis Tambang, Rawan Konflik Kepentingan
Di kampus IAIN saya aktif di PMII, KPMKB (Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Kalimantan Barat), Ikatan Mahasiswa Bangkalan (IKAMABA), pernah membentuk organ taktis menyikapi kerusuhan Sambas dan Sampit, namanya Gerakan Peduli Sosial (GPS).
pa ada pendidikan khusus dari orang tua sehingga Anda menjadi aktivis anti korupsi?
Simple, Kejujuran dan Keikhlasan dalam bertindak.
Bagaimana respon keluarga Anda ketika tahu Anda memilih jalur penuh risiko ini?
Awalnya keluarga khawatir karena sangat berisiko, apalagi kultur Madura yang selalu muncul negatif, karena saat itu yang berkuasa adalah Fuad Amin, hampir semua elemen dan kekuatan terkonsolidir di bawah cengkeramannya.
Karena saya meyakini apa yang saya lakukan adalah sebuah kebenaran dan membela hak rakyat, dan saya tetap bertahan pada prinsip saya, maka keluarga hanya bisa mendukung dan mendoakan. Meskipun ternyata kekhawatiran keluarga terjadi, saat saya ditembak orang tak dikenal.
Kabarnya Anda dekat dengan KPK? Bagaimana ceritanya? Sejak kapan?