SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kandidat Calon Gubernur Jawa Timur yang sudah mengantongi dukungan dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Saifullah Yusuf harus berbenah menyongsong Pemilihan Gubernur Jawa Timur yang akan digelar tahun depan. Hasil Survei Surabaya Survey Center (SSC) Periode Juni 2017 terkait pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018 menunjukkan perkembangan pria yang akrab disapa Gus Ipul itu stagnan.
Pasalnya angka popularitas kandidat Cagub posisi Saifullah Yusuf yang 2 periode menjadi orang nomor 2 di Pemprov Jatim ternyata kalah dengan Mensos RI Khofifah Indar Parawansa. Begitu juga untuk akseptabilitas, alumni Universitas Nasional (Unas) Jakarta itu ternyata berada di bawah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Hanya dari sisi elektabilitas nama Gus Ipul ada di urutan pertama, tapi itu pun dengan perolehan angka yang tidak mencapai 30 persen.
Baca Juga: Pascadebat Pilgub Jatim 2024, Khofifah-Emil Beberkan Fungsi Strong Collaboration
Hasil survei calon incumbent yang belum mampu mendongkrak itu disinyalir akan mempengaruhi dukungan dari partai yang telah didekati. Terbukti Ketua DPD Partai Demokrat Jatim, Soekarwo menegaskan tidak ada kekhususan dukungan untuk Wagub Jatim Saifullah Yusuf di Partai Demokrat.
"Walaupun Gus Ipul sudah 2 periode bersama saya memimpin Jatim, tapi secara dukungan Partai tidak ada kekhususan, semua peluang sama baik eksternal maupun internal, dan yang dilihat partai adalah hasil survei," tutur orang nomor satu di Pemprov Jatim itu, Kamis (13/7).
Soekarwo mengungkapkan, pelaksanaan pilgub Jatim masih sangat jauh, walaupun survei partai Demokrat posisi Wagub Jatim teratas, tapi itu tidak menjadi patokan. Karena itu, berbagai perubahan bisa terjadi. Untuk itu, Partai Demokrat memberikan peluang yang sama kepada seluruh calon yang mendaftar, tapi ada kekhususan untuk kader internal. Jika hasil survei sama, maka partai akan memilih mendukung kader internal, dibanding eksternal.
Baca Juga: TPD Khofifah-Emil Adakan Periksa Kesehatan Gratis di Food Colony Pamekasan
"Mekanisme partai demokrat dalam menentukan siapa calon yang akan didukung partai ada pada Majelis Tinggi yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Walaupun saya sebagai salah satu anggota Majelis Tinggi, tapi dalam menyampaikan dukungan saya membawa nama Partai Demokrat Jatim, untuk itu saya tidak diperbolehkan memberikan kekhususan dukungan kepada Gus Ipul, tapi kalau saya pribadi ada keterikatan dikarenakan Gus Ipul sudah 2 periode bersama saya memimpin Jatim. Namun hal itu tidak menjadi faktor dalam menentukan sikap dukungan dalam partai," urai pejabat yang akrab disapa Pakde Karwo ini. (mdr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News