Nanda - Wan Edi saat mendaftarkan diri sebagai Walikota dan Wakil Walikota Malang periode 2018 (atas), Anton - Samsul, waktu jumpa pers usai mendaftarkan diri di KPU Kota Malang (bawah), Rabu (10/01). Foto: IWAN IRAWAN/BNAGSAONLINE
KOTA MALANG, BANGSAONLINE.com - Tiga bakal pasangan calon (bapaslon) wali kota dan wakil wali kota Malang periode 2018 - 2023 mendaftar dengan waktu berbeda, Rabu (10/1). Mereka yakni Anton - Samsul (PKB, PKS, dan Gerindra serta partai pendukung Perindo), Nanda - Wan Edi (PDIP, Hanura, PAN, PPP dan partai pendukung Nasdem), Sutiaji - Edi Sofyan (Demokrat dan Golkar).
Untuk pasangan Anton-Samsul, KPU menyatakan persyaratan pencalonannya lengkap, meski di banyak yang harus dilengkapi. "Sebelum tanggal 18 Januari 2018, persyaratan kami pastikan sudah beres," ucap Ketua LPP DPC PKB Kota Malang Arif Wahyudi.
Saat disinggung terkait e-KTP yang tidak bisa menunjukkan, Anton berkilah bahwa dompetnya ketinggalan. "Bukan kecurian saat berangkat dan arak-arakan bersama pendukungnya," kilahnya, usai daftar di KPU.
Sementara proses pendaftaran paslon Nanda - Wan Edi di KPU diwarnai ketidakhadiran Fadli selaku Ketua DPC Nasdem. Hal ini dipertanyakan oleh KPU Kota Malang. Bahkan penandatanganan pendaftaran bukan sekretaris partai yang melakukan. "Nasdem dinyatakan partai pendukung bukan partai pengusung," tegas Ketua KPU Kota Malang Zainudin.
Wakil Ketua Bidang OKK DPC Nasdem Sunarto Abbas menyampaikan, ketua Nasdem tidak hadir karena sedang ke Jakarta, sedangkan sekretaris Nasdem lagi umroh. Sehingga penandatanganannya diwakilkan kepada wakil sekretarisnya yakni Sutarman.
"Sebenarnya saat pembacaan rekomendasi dan deklarasi, beliau (Fadli) ada, gimana keberangkatan Jakarta, tidak bisa ditunda. Sehingga, apa yang diputuskan oleh KPU mau gak mau ya kami terima. Dinyatakan partai pendukung apa boleh buat, karena keterbatasan waktu, kita terima apa adanya," tandasnya. (iwa/thu/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Terkait
BANGSAONLINE VIDEO
